PTM 100 Persen Belum Maksimal, Kadisdik Sumsel Sebut Izin Orang Tua Jadi Alasan

Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Riza Fahlevi. (Mita Rosnita/Rmolsumsel.id).
Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Riza Fahlevi. (Mita Rosnita/Rmolsumsel.id).

Pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen mulai dilaksanakan Provinsi Sumsel hari ini. Namun, pelaksanaan itu belum maksimal karena masih banyak siswa memilih belajar secara daring.


"Izin orang tua menjadi alasan belum terealisasinya sekolah tatap muka tahun ini, meski kapasitasnya sudah 100 persen," ujar Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Riza Pahlevi, saat dibincangi, Senin (3/1).

Dikatakan Riza, kebijakan PTM 100 persen pada umumnya disambut baik oleh siswa dan wali murid. Hanya saja di beberapa daerah masih ada ke khawatiran orang tua dan menahan diri agar sang anak tidak mengikuti PTM, salah satunya di Kota Palembang. 

"Mereka khawatir, selama masih ada Covid-19 dan statusnya belum dicabut oleh presiden maka lebih baik anaknya tetap di rumah daripada tertular corona," sambungnya. 

Menyikapi situasi itu, Riza mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan sekolah-sekolah terkait untuk tetap memberikan fasilitas belajar daring bagi mereka yang belum bisa hadir secara langsung.

"Iya dipastikan sekolah tetap memberikan layanan daring kepada siswanya, karena di Palembang misalnya dari sebanyak 36 murid dalam kelas yang mengikuti PTM mungkin baru 18 sampai 20 orang," timpalnya lagi.

Sebetulnya, dia kembali melanjutkan bahwa saat ini serapan vaksinasi kepada tenaga pengajar dan siswa jumlahnya sudah sebesar 80 sampai 85 persen untuk masing-masing dari dua kelompok ini.

"Kita juga secara bertahap mewajibkan penggunaan aplikasi peduli lindungi untuk masuk ke sekolah, jadi kalau soal siswa mau masuk atau daring itu adalah kesepakatan sekolah dan wali murid kita hanya memberikan imbauan," ungkapnya.

Terakhir dia berharap agar dengan adanya kesempatan belajar langsung ini pelaku pendidikan bisa lebih peduli lagi dengan kondisi sekitar dengan tetap menjaga protokol kesehatan, jangan sampai menambah kasus dan menciptakan cluster baru. "Kita kan sudah sama-sama merasakan sulitnya mendidik murid, terlebih orang tua. Jadi kesempatan ini dapat dilakukan dengan sadar dan saling menjaga," tandas dia.