Program RJIT Kementan Dirasakan Manfaatnya Oleh Petani di Sumsel

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT)/net
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT)/net

Sarana dan Prasarana Pertanian menjadi faktor penting bagi peningkatan produktivitas dan Indeks Pertanaman (IP). Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada para petani di seluruh daerah agar produktivitasnya bisa optimal. 


Salah satunya dilakukan melalui program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di bawah Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, yang tujuannya untuk memperbaiki serta menyediakan saluran irigasi yang berperan penting terhadap proses cocok tanam.

Program tersebut sudah banyak memberi manfaat bagi petani, seperti yang dirasakan oleh Hartani, salah seorang petani padi dan jagung di Kecamatan Sukamerindu, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, yang sudah bertani petani sejak tahun 1995.

Menurutnya, sebelum dibangun jaringan irigasi, untuk pengairan tanaman tidak langsung ke persawahan sehingga panen padi dan jagung hanya satu kali dalam setahun. Pengairan itu pun dilakukan secara bergantian dan hasil panen yang didapat tidak maksimal. 

"Tapi setelah ada pembangunan irigasi di kawasan pertanian, kami panen bisa dua sampai tiga kali dalam satu tahun. Setelah panen padi, para petani bisa juga menanam jagung dan kebutuhan perairan tercukupi sejak ada irigasi ini. Jadi antara irigasi untuk padi dan jagung, bisa tercukupi semuanya," ungkap Hartani kepada media, Senin (6/2). 

Kondisi di daerahnya, lanjut Hartani, saat ini para petani mayoritas menanam padi, setelah panen para petani mengganti tanamannya dengan jagung. Hal tersebut bisa terlaksana berkat dampak positif dari adanya pembangunan RJIT yang mencukupi kebutuhan air bagi tanaman.

"Petani sangat terbantu dengan irigasi ini, yang kita sebut saluran cacing. Apalagi sudah lama dibangun jaringan irigasi induk, sehingga untuk irigasi hingga ke lahan kami, jadi lebih mudah pengairannya," katanya. 

Sedangkan terkait dengan peningkatan produktivitas, kata Hartani, sebelum adanya irigasi, panen padi hanya bisa satu atau dua kali dalam setahun, dan hasil panen hanya mencapai dua sampai 3 ton saja per hektare. 

Tapi dengan adanya pembangunan irigasi ini, karena kebutuhan airnya tercukupi dan seimbang, panen bisa dua sampai tiga kali panen dengan hasil panen hingga 5,5 ton per hektare, bahkan lebih," kata Hartani.  

Hartani mengatakan, untuk luasan sawah di daerahnya beragam di tiap desa, dari yang luasnya 100 hektare hingga 240 Hektare, terutama di Kecamatan Sukamerindu, yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. 

"Irigasinya sampai ke kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Lahat. Jadi luasan irigasi yang dibangun sangat besar dan sangat membantu para petani," tambahnya. 

Untuk itu. Hartani pun berharap, pemerintah terus meningkatkan program irigasi tersebut di daerah lainnya. 

"Sejauh ini pembangunan irigasi sudah sangat membantu petani, terutama dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Namun pembangunan irigasi tersebut agar lebih ditingkatkan lagi, sehingga lahan pertanian di kecamatan lain di Kabupaten Lahat, bahkan di seluruh Sumsel, bisa disediakan. Agar produktivitas di lahan pertanian dapat terus meningkat," tutupnya. 

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berharap kegiatan RJIT tersebut dapat dikawal dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat petani.

“RJIT sangat bermanfaat untuk para petani. Karena tidak hanya memastikan sawah dapat teraliri air dengan baik, namun luas sawah yang mendapatkan pasokan air juga bertambah,” jelas Mentan.