Profesor Penemu Gula Anti Covid-19 Temui Gubernur Sumsel

Upaya percepatan penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) tidak hanya gencar dilakukan pemerintah. Kaum intelektual seperti Prof Dr Ir H Faisal Rizal MKes juga melakukan berbagai penelitian. Ia pun berhasil menemukan obat anti virus corona, yang dikemas berupa produk untuk mencegah penularan maupun penyembuhan pasien positif Covid-19.


"Kita sangat apresiasi langkah yang dilakukan Prof Faisal ini, Pemprov Sumsel tentu mendukung penuh," kata Gubernur H Herman Deru usai mendengar paparan Prof Dr Ir H Faisal Rizal M Kes di Ruang Rapat Gubernur Sumsel, Selasa (21/4/2020).

Obat anti virus berupa produk gula, yang menggunakan light technologi tersebut, mampu memecah protein menjadi asam amino , sehingga memprecepat pencegahan dan pengobatan Covid-19.

"Dari yang telah dipaparkan itu, saya tertarik agar ini disebarluaskan di Sumsel," tutur Gubernur.

Terlebih, Herman Deru (HD) sendiri juga langsung mencoba langsung gula tersebut di sela paparan tersebut.

"Saya secara pribadi langsung mengonsumsinya. Mudah-mudahan ini bisa menjawab ketakutan masyarakat, karena beranggapan Covid-19 ini belum ada vaksinnya. Saat ini tinggal dinas terkait untuk menganalisanya," terangnya.

Kendati begitu, Gubernur meminta agar gula tersebut dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dampaknya.

"Tapi saya yakini ini baik. Apalagi dalam paparan yang dilakukan Prof Faisal disertai uji sehingga ini sangat meyakinkan. Jika memang tidak ada dampak yang berarti, sebar saja ke masyarakat," tegasnya.

Sementara itu Prof Dr Ir H Faisal Rizal M Kes menjelaskan, anti virus temuannya tersebut bukan merupakan bahan kimia. Dimana ide untuk melakukan penelitian sehingga menghasilkan temuan anti virus Covid-19 tersebut, setelah dirinya merasakan dampak dari dahsyatnya virus asal Wuhan Cina tersebut.

"Ini berupa makanan yang bisa kita konsumsi setiap hari," kata Faisal.

Faisal, putra asli Sumsel ini, menuturkan bahwa anti virus temuannya tersebut sudah menunjukkan bukti keberhasilan saat dikonsumsi oleh orang yang positif Covid-19.

"Tingkat keberhasilannya sudah ada. Datanya kita dapat dari beberapa rumah sakit di luar Sumsel. Ada beberapa pasien yang sembuh. Proses penyembuhannya biasanya tidak lebih dari lima hari," terangnya.

Dikatakannya, cara kerja gula anti virus temuannya tersebut yakni memecah protein. Karena Covid-19 ini berpantangan diberi protein.

"Covid-19 ini akan cepat menyebar dan membelah diri jika pasien tersebut diberi protein. Artinya pasien pantang untuk diberi protein. Anti virus ini bisa memecah protein dalam tubuh kita sehingga kita tehindar dari Covid-19," jelasnya.

Terlebih, lanjutnya, pasien tersebut mempunyai riwayat penyakit lain dan memiliki imunitas rendah. Tentu hal itu akan semakin mempercepat terserang Covid-19.

"Kedua, ini bisa memecah glukosa menjadi kalori. Sebab glukosa merupakan energi bagi Covid-19 ini. Jadi Protein digunakan Covid-19 untuk membelah atau memperbanyak turunannya, dan glukosa adalah energinya. Sebab itu, gula di kemas dengan teknologi yang mampu menangani itu," paparnya.

Dia memastikan, gula anti virus Covid-19 ini tidak ada dampak sama sekali didalam tubuh.

"Dampaknya, kita memiliki imunitas yang kuat. Tidak ada dampak buruk yang dihasilkan. Cara mengkonsumsinya bisa sama seperti mengonsumsi gula biasa. Dan saya tekankan ini tidak akan mempengaruhi gula darah," tandasnya.[ida]