Guru besar hukum pidana Universitas Padjajaran (Unpad) Prof Romli Atmasasmita menilai Polri sebagai aparat penegak hukum bisa menelusuri munculnya kegaduhan yang ditimbulkan dari aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik KPU RI.
- Curi Pagar Besi, Residivis di Muara Enim Kembali Dibui
- Diduga Jarah Hutan, PT MSAM Dilaporkan ke KLHK
- Ahli Forensik Sebut Hasil Autopsi Brigadir J Makan Waktu Dua Bulan, Ini Penyebabnya
Baca Juga
Menurutnya, Polri bisa menggunakan UU Informasi Teknologi Elektronik (UU ITE) untuk mengusut dugaan kecurangan dari Sirekap.
"Itu bukan pelanggaran ketentuan di UU Pemilu, salah satunya adalah UU ITE karena dia transaksi elektronik ancaman hukumannya lumayan jauh lebih berat dari UU Pemilu. Kalau hal seperti ini lepas dari polisi, ini harus digunakan jalur hukum," ujar Romli dalam diskusi bertajuk 'Sirekap dan Kejahatan Pemilu 2024 Sebuah Konspirasi Politik' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (18/3).
Ia menegaskan Polri tidak bisa tinggal diam dari gaduhnya soal penggelembungan suara yang diduga ditimbulkan dari Sirekap. Apalagi, kata dia, masyarakat sipil juga menyuarakan adanya audit forensik terhadap Sirekap milik KPU RI.
"Kenapa Pemilu 2019 ini nggak ramai? Kenapa sekarang ramai, berarti dulu nggak ada masalah. Belum ada Sirekap, berarti kan itu semua sudah dipersiapkan," tutupnya.
- Dugaan Korupsi Kerjasama Pengangkutan Batubara, Eks Dirut PT SMS Sarimuda Ditahan KPK
- Polda-BKSDA Sumsel Gagalkan Penyelundupan 118 Satwa, Tiga Terduga Pelaku Berhasil Kabur
- Bawa Senjata Tajam Sekelompok Pemuda di Palembang Mengamuk, Tiga Orang Luka Bacok