Wacana Presidential Club yang dilontarkan Presiden terpilih Prabowo Subianto mendapat respons yang luar biasa dari berbagai kalangan.
- Partai Gelora Dorong Anis Matta dan Fahri Hamza Sebagai Capres-Cawapres
- Usut Dugaan Korupsi LNG, KPK Periksa Mantan Dirut Pertamina dan PLN
- DPRD Prabumulih Masih Kaji Besaran Dana Pilkada 2024
Baca Juga
Anggota DPD asal Jakarta, Prof Jimly Asshiddiqie memandang wacana tersebut sangat baik untuk kemajuan bangsa dan negara.
"President Club", ide yg baik utk dijadikan tradisi utk kemajuan bngsa. Jangan diartikan formal dlm bentuk institusi yg resmi,” kata Jimly dalam cuitannya di akun media X pribadinya, Selasa (7/5).
Dia menegaskan bahwa Presidential Club bukan lembaga atau badan baru karena tidak dibahas keberadaannya dalam konstitusi.
“Ini bukan organisasi baru tapi cuma forum simbolik guna berbagi ide & pengalaman utk bngsa & negara,” tambahnya.
Berbeda dengan Jimly, Bamsoet menyebut forum ini layaknya Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dahulu saat NKRI masih menggunakan UUD 1945 naskah asli.
“Malah kalau bisa mau diformalkan kita pernah punya lembaga Dewan Pertimbangan Agung (DPA), yang bisa diisi oleh mantan-mantan presiden maupun wakil presiden, kalau mau diformalkan, kalau Pak Prabowo-nya setuju,” tuturnya.
“Tapi kalau hanya sekadar wadah untuk berkumpul Presidential Club seperti yang ada di Amerika ya bagus,” demikian Bamsoet.
- Soal Sistem Pemilu, SBY Turun Gunung lewat Surat
- Bawaslu Protes, KPU Ternyata Tidak Masukkan Pemutakhiran Data Pemilih ke DPT
- Dedi Sipriyanto Dipecat dari PDI Perjuangan, Gabung Nasdem untuk Nyaleg DPRD Kota Palembang