Pria yang Ditemukan Tewas Dalam Siring Dipastikan Tertabrak Kereta Api

Anggota Polsek Lubuk Batang dibantu warga mengevakuasi korban, Rabu (3/1/2024). (dok/Polsek Lubuk Batang)
Anggota Polsek Lubuk Batang dibantu warga mengevakuasi korban, Rabu (3/1/2024). (dok/Polsek Lubuk Batang)

Penemuan sesosok mayat laki-laki yang tewas di Iir Aman, Desa Lubuk Batang Lama, Kecamatan Lubuk Batang, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan dipastikan akibat tertabrak kereta api.


Kepastian itu didapati setelah pihak kepolisian dari Polsek Lubuk Batang melakukan olah TKP di perlintasan rel kereta api KM 241+0/3. Hasil olah TKP itu terungkap bahwa korban yang tewas bernama Yanto (37).

Ia tewas akibat tertabrak kereta api expres di Desa Lubuk Batang Lama Kecamatan Lubuk Batang, Rabu (3/1/2024), sekitar pukul 12.00 WIB.

Kapolsek Lubuk Batang, Iptu Roly Irawan mengatakan, berdasarkan keterangan saksi bernama Leo (42), sekuriti PT KAI Stasiun Belatung, sekitar pukul 11.30 WIB dirinya mendapat informasi dari Petugas Pelayanan Kereta Api (PPKA) bahwa masinis kereta api expres merasa menabrak atau menyerempet seseorang di KM 241+0/3 Dsn. VII Air Aman Desa Lubuk Batang Lama Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU.

“Setelah mendapat informasi itu, saksi Leo melakukan pengecekan di titik koordinat yang dilaporkan. Lalu sesampainya di lokasi, saksi menemukan seorang laki - laki yang sudah tidak bernyawa lagi di dalam siring pinggir rel kereta api,” jelas Iptu Roly Irawan.

Kemudian, saksi Leo melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Lubuk Batang dan langsung ditindak lanjuti.

 “Dari hasil identifikasi di TKP, korban mengalami luka di kepala, mengeluarkan darah dari mulut dan telinga. Saat ini jenazah korban sudah dibawa ke rumah duka,” pungkasnya.

Sementara, menurut salah satu warga bernama Jimmy mengatakan, bahwa korban mengalami gangguan jiwa dan hampir setiap hari berada di depan kebunnya di dekat lokasi kejadian.

“Infonya diserempet kereta api. Korban ada gangguan jiwa, dia sering di depan kebun saya di dekat rel,” katanya.

Terpisah, Rozak, Kadus 7 mengaku, jika korban seorang bujangan yang tinggal sebatang kara pasca ditinggal kedua orang tuanya yang telah meninggal dunia.

“Korban hidup sebatang kara. Dia memang depresi setelah kedua orang tuanya meninggal. Untuk makan minum sehari-hari, saya yang sering memberinya,” kata Rozak singkat.