Presiden Joko Widodo menyinggung Partai Nasdem yang tidak sejalan dengannya pada Pemilu 2024 kemarin. Padahal, 2 pemilu sebelumnya, Nasdem mendukung Jokowi.
- Habib Rizieq Gugat Jokowi Rp 5,2 Triliun, Ini Respons Istana
- GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono
- Gegara Fufufafa, Nasib Gibran Terancam Pasca Jokowi Lengser
Baca Juga
Dalam sambutan di acara pembukaan Kongres ke-III Partai Nasdem, Jokowi mengatakan, bahwa dirinya memiliki sejarah dan cerita panjang bersama Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.
"Dimulai tahun 2014, saya ingat betul, Nasdem saat itu adalah partai pertama yang mendeklarasikan saya dalam pencalonan sebagai presiden," kata Jokowi di JCC Senayan, Jakarta, Minggu malam (25/8).
Kemudian pada 2019 kata Jokowi, Nasdem juga kembali mencalonkannya dengan dukungan tanpa mahar atau politik tanpa mahar.
"Itu yang saya kira sangat bagus untuk pendidikan perpolitikan di negara kita Indonesia. Terima kasih juga saya ucapkan untuk Partai Nasdem. 2014-2019, mulai pencalonan, setelah terpilih, dan dalam menjalankan pemerintahan dalam 10 tahun ini, saya sangat merasa didukung penuh oleh Partai Nasdem," jelas Jokowi.
"Ya, walaupun di 2024, sempat tidak jalan. Bang Surya di satu di perubahan, kemudian yang satunya lagi di keberlanjutan. Ya, enggak apa-apa, biasa itu wajar. Kita bisa saling memahami dan kita juga bisa saling mengerti mengenai perbedaan itu," sambung Jokowi.
Menurut Jokowi, ketua partai politik yang paling banyak bertemu dan berdiskusi dengannya adalah Surya Paloh.
"Karena memang hubungan saya dengan Bang Surya sangat natural, sangat alami, sangat nyata dan apa adanya. Kami bisa sangat dekat, walaupun juga sering berbeda pendapat. Kami bisa saling menemukan kecocokan, walau juga banyak di tengah-tengah itu ada ketidakcocokan. Kami bisa saling mengerti, walau kadang-kadang setelah mengerti juga bingung sendiri-sendiri. Saya pernah, salaman hari ini salaman, sepakat, lalu seminggu kemudian beda. Gak apa-apa, saya kira sangat bagus. Tapi kembali, ya itulah politik. Kita punya cita-cita yang sama, menggapai Indonesia emas di 2045," pungkas Jokowi.
- Habib Rizieq Gugat Jokowi Rp 5,2 Triliun, Ini Respons Istana
- GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono
- Gegara Fufufafa, Nasib Gibran Terancam Pasca Jokowi Lengser