Prabowo, Gerindra dan Efek Ekor Jas 

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto/ist
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto/ist

BAGAIMANA membaca peluang Prabowo Subianto pada pemilu 2024? tentunya dapat dilihat dari berbagai segi. Pertama dari segi karakter pribadi, kesediaan Prabowo untuk ikut dalam kabinet Presiden Jokowi-walau awalnya banyak dikecam-ternyata memberi banyak keuntungan pada citra personalnya.

Terhadap kecaman yang menyayangkan ia masuk dalam kabinet Jokowi,  Prabowo hanya di awal memberi penjelasan dan alasan nya masuk kabinet selebihnya ia mengelak untuk berpolemik. 

Karena dia lebih memilih fokus pada kerja dan kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan dan pembantu Presiden. Sehingga dari sisi karakter personalnya, kritik dan bahkan kecaman terhadap sikap Prabowo sebagai pribadi tidaklah akan menggoyang elektabilitasnya. 

Bahkan elektabilitasnya relatif stabil pada posisi puncak dan cenderung terus membaik. Pilihan Prabowo selama 5 tahun ini untuk fokus pada kerja dan kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan juga menunjukkan kapasitas dan kompetensinya sebagai seorang profesional. 

Pengamat Politik Bagindo Togar Butar Butar/ist

Prabowo memperlihatkan bahwa dirinya mampu untuk bekerja dan mengemban tugas-tugas yang lebih strategis untuk kepentingan bangsa ini. Selain karakter personal dan kapasitas serta kompetensinya, faktor partai Gerindra juga tidak dapat diabaikan. 

Gerindra yang didirikan oleh Prabowo dan kawan-kawan, secara signifikan menjadi besar pengaruhnya dalam peta politik nasional di satu sisi juga berfungsi menjadi mesin politik yang efektif. 

Tidak hanya untuk kepentingan Prabowo tetapi juga untuk kepentingan partai secara keseluruhan. Dalam satu dekade ini, Gerindra sukses membesarkan partainya dan membangun kader-kader yang potensial di banyak daerah. 

Salah satunya di Sumatera Selatan, seperti yang kita kenal seperti Eddy Santana Putra, Kartika Sandra Desi, M Akbar Alfaro dan lainnya sebagai tokoh dan putra terbaik Sumatera Selatan saat ini.

Selain itu juga telah muncul banyak nama-nama baru yang telah menunjukkan dedikasi dan karya nya untuk masyarakat seperti Kartika Sandra Desi dan Akbar alfaro serta lainnya. Tentu saja klaim ini bisa dipandang sangat subyektif. 

Namun berdasarkan bukti yang lebih ilmiah (evidence based) dapat memperlihatkan potensi tersebut. Kejayaan Gerindra dan Prabowo telah berdampak positif terhadap suara partai dan keterpilihan para kadernya sebagai wakil rakyat. 

Dengan kata lain terdapat coat-tail effect (efek ekor jas) kepada Gerindra. Efek ekor jas ini adalah istilah yang kerap digunakan oleh para ilmuwan politik dan juga para pengamat untuk menunjukkan adanya pengaruh dari nama besar atau pun organisasi besar terhadp keterpilihan seseorang. 

Artinya kejayaan Prabowo dan Gerindra ternyata juga diikuti oleh keterpilihan para kader nya di daerah termasuk Sumatera Selatan. Berbeda halnya dengan kemenangan Presiden Jokowi yang terjadinya efek ekor jas nya lebih banyak dinikmati oleh parpol tertentu ketimbang partai lainnya. 

Terlebih partai pendukung relatif tidak banyak terdongrak suaranya. Tetapi tidak demikian halnya dengan Gerindra. Artinya, dari fenomena ekor jas ini kita dapat melihat adanya modal politik yang harus terus dipelihara dan juga dikembangkan. 

Gerindra tidak hanya menawarkan Prabowo sebagai Presiden tetapi juga memiliki kader-kader yang mumpuni untuk menjadi pemimpin daerah. Sebut saja tokoh muda Akbar Alfaro yang pada pilkada lalu tampil sebagai kuda hitam dan mendapat suara yang lumayan besar di Kota Palembang. 

Ketua DPC Gerindra Palembang ini jelas tidak hanya berpeluang tetapi juga punya potensi yang menjanjikan untuk memimpin Kota Palembang di masa mendatang.

*Bagindo Togar Butar Butar, Penulis adalah Pengamat Politik di Sumatera Selatan & Direktur Eksekutif Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes).