PLN UP3 Palembang Siagakan 372 Personel Jaga Keandalan Listrik Selama Idul Adha


Petugas PLN bersiaga menjaga pasokan listrik selama hari raya Idul Adha. (Handout)
Petugas PLN bersiaga menjaga pasokan listrik selama hari raya Idul Adha. (Handout)

Cahaya Idul Adha tak hanya terpancar dari semangat ibadah dan kebersamaan, tetapi juga dari pasokan listrik yang andal di setiap rumah, masjid, dan ruang publik di Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin, dan Musi Banyuasin.


PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Palembang memastikan kesiapan penuh sistem kelistrikan untuk mendukung kelancaran perayaan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah.

Manager PLN UP3 Palembang, Henry Nugroho, mengatakan seluruh infrastruktur kelistrikan telah dipersiapkan secara optimal guna menjamin keandalan pasokan listrik di wilayah kerjanya.

"Dengan Daya Mampu Pasok sebesar 1.209 MW, Beban Puncak Siang 550 MW, Beban Puncak Malam 572 MW, serta Cadangan Daya 637 MW, kami pastikan sistem kelistrikan tetap aman, stabil, dan andal menjelang dan selama Idul Adha," ujar Henry, Sabtu (7/6/2025).

Henry menambahkan, pihaknya telah menyiagakan 372 personel gabungan yang terdiri dari pegawai PLN, Tenaga Alih Daya (TAD), dan mitra kerja. Mereka akan bertugas di lapangan untuk memastikan sistem distribusi dan layanan pelanggan berjalan optimal.

"Personel kami disebar di titik-titik strategis. Kami juga menyiapkan peralatan pendukung seperti 5 unit genset, 3 unit UPS, 5 unit UGB, 2 unit crane, 27 unit sepeda motor, 23 unit mobil operasional, serta material cadang gangguan yang mencukupi," jelasnya.

Untuk memperkuat koordinasi dan respons cepat selama masa siaga, PLN mendirikan 24 Posko Siaga Distribusi yang tersebar di wilayah kerja UP3 Palembang.

"Menjelang malam takbiran, kami pastikan masyarakat dapat beribadah dan merayakan Idul Adha dengan tenang tanpa khawatir soal listrik," kata Henry.

PLN UP3 Palembang juga memberikan prioritas khusus pada keandalan pasokan listrik di 16 lokasi VVIP/VIP seperti kantor pemerintahan, dinas terkait, dan pusat-pusat kegiatan keagamaan.

“Bagi kami, listrik bukan sekadar aliran energi, tapi penggerak kehidupan dan perekat kebersamaan. Dengan listrik yang andal, masyarakat bisa menyalakan lampu saat malam takbiran, mendengar gema takbir dari masjid, hingga menyimpan daging kurban dengan baik,” tutup Henry.