PLN Percepat Pengembangan Hidrogen untuk Dukung Transisi Energi Berkelanjutan

Kegiatan saat di IISF 2024/ist
Kegiatan saat di IISF 2024/ist

PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya untuk mempercepat pengembangan hidrogen sebagai solusi energi berkelanjutan dalam mendukung transisi energi di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam diskusi panel bertajuk "Catalyzing Hydrogen Solutions for a Sustainable World" pada Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 yang berlangsung Kamis (5/9).


Koordinator Pelayanan dan Pengawasan Usaha Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, Muhamad Alhaqurahman Isa, menyampaikan bahwa hidrogen dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan infrastruktur energi di Indonesia, terutama dalam menjangkau daerah pelosok.

“Sebagai negara kepulauan, Indonesia menghadapi tantangan dalam transmisi energi dan ketidaksesuaian antara pasokan dan permintaan. Hidrogen dapat menjadi solusi untuk menyimpan dan mendistribusikan energi ke daerah yang membutuhkan,” ujar Isa.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa PLN berperan aktif dalam mengembangkan teknologi hidrogen sebagai bagian dari upaya mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi global dalam pengembangan energi bersih.

“Kami telah berhasil menghindarkan emisi sebesar 3,7 miliar ton CO2 dan akan terus mengembangkan energi alternatif, termasuk hidrogen. Kolaborasi dengan berbagai pihak adalah kunci untuk menghadapi tantangan perubahan iklim,” kata Darmawan.

Sebagai langkah konkret, PLN menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Hidrogene De France (HDF) Energy untuk mengembangkan ekosistem hidrogen di Indonesia. Kerja sama ini bertujuan untuk menggabungkan sumber energi terbarukan dengan penyimpanan energi hidrogen, serta memperkuat transisi energi berkelanjutan.

Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo, menyatakan bahwa hidrogen terbarukan diprediksi akan mendominasi dua pertiga permintaan energi global pada tahun 2050, dan Indonesia berpotensi menjadi pemimpin dalam ekonomi hidrogen.

“Kami telah membangun green hydrogen plant di 22 lokasi pembangkit, termasuk yang pertama di Asia Tenggara menggunakan energi geothermal,” jelas Hartanto.

Mathieu Geze, Director HDF Energy for Asia, mengapresiasi langkah PLN dan menyebut kolaborasi ini akan menempatkan Indonesia di garis depan proyek hidrogen hijau di kawasan Asia-Pasifik. "HDF Energy terus teguh dalam komitmennya terhadap tanggung jawab korporasi, pengelolaan lingkungan, dan masa depan yang berkelanjutan,” pungkas Mathieu.