Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Terus Perjuangkan, Bandara Gatot Subroto Way Kanan Segera Beroperasi

Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni (kanan) bersama Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi (kiri). (ist/rmolsumsel.id)
Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni (kanan) bersama Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi (kiri). (ist/rmolsumsel.id)

Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni tak hentinya memperjuangkan reaktivasi Bandara Gatot Subroto Way Kanan hingga beroperasi secara komersil kembali. Berbagai upaya mulai dari audiensi langsung dengan Menteri Perhubungan hingga berbagai Rapat Koordinasi juga terus dilakukan.


Hingga saat ini perjuangan tersebut mulai berbuah manis. Fatoni menyebut salah satu maskapai penerbangan, Citylink telah menyetujui untuk beroperasi di Bandara Gatot Subroto Way Kanan jika nantinya kembali dioperasikan secara komersil.

“Dari seluruh rangkaian yang sudah kita buka terakhir sekali kemarin tim dari Provinsi Lampung dan Sumsel juga Way Kanan sudah sudah bertemu dengan Dirut Citylink membahas tentang penerbangan Way Kanan dan sudah disetujui bahwa Citylink sudah tersedia pesawat yang akan beroperasi dari Halim ke Way Kanan,” kata Fatoni dalam Rapat Koordinasi Percepatan Reaktivasi Bandara Gatot Subroto Way Kanan melalui zoom meeting, Jumat (22/3/2024).

Hal ini tentunya merupakan sebuah kabar gembira bagi seluruh pihak yang memperjuangkan reaktivasi Bandara Gatot Subroto Way Kanan. Direncanakan maskapai Citylink akan beroperasi selama dua kali dalam seminggu dengan rute Jakarta - Way Kanan.

“Telah disepakati dalam seminggu itu ada dua kali penerbangan dan itu pada jam yang bagus, jadi dari Halim jam 10 terus langsung kembali jam 11 lewat dari Way Kanan. Jadi ini dalam seminggu akan dilaksanakan dua kali,” ucap Fatoni.

Fatoni sangat berharap rute penerbangan tersebut dapat segera beroperasi sebelum momen lebaran tiba. Namun, hal tersebut tentunya baru bisa direalisasikan tergantung kesiapan seluruh pihak.

“Kita berharap penerbangan ini sudah bisa beroperasi sebelum lebaran. Oleh karena itu ini tergantung kesiapan kita semua,” kata Fatoni.

Terkait hari keberangkatan dan tarif penerbangan hingga saat ini belum diputuskan. Namun, Fatoni menyarankan agar dilakukan penerbangan pada hari Minggu dan Kamis.

“Saya bisa usul itu mungkin bisa Minggu, Selasa dan Kamis. Minggu itu untuk rapat di Jakarta pada hari senin. Kemudian Kamis itu mungkin bisa rapat di hari Jumat. Itu misal penerbangan tiga hari. Kalau misal hanya dua hari itu saya menyarankan hari Minggu dan Kamis,” kata Fatoni.

Selanjutnya, hal lain yang perlu disiapkan adalah terkait penumpang yang nantinya akan memenuhi kapasitas tersebut. Fatoni juga mengimbau agar para Pemda sekitar seperti, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Way Kanan, Pemkab Ogan Komering Ulu (OKU), Pemkab OKU Selatan, Pemkab OKU Timur dan Pemkab Lampung Barat yang hendak melakukan perjalanan dinas ke Jakarta untuk menggunakan Bandara Gatot Subroto Way Kanan.

“Nah nanti setelah ini Pak Sekda bisa memimpin untuk membagi penumpang tadi, misal Way Kanan itu 15 penumpang, kemudian OKU Timur 15 orang, OKU Selatan berapa, Lampung Barat berapa,” ucap Fatoni.

“Penumpang ini bisa dari ASN atau PNS yang sedang melakukan perjalanan dinas atau masyarakat juga bisa tapi harus bisa dipastikan itu bisa dari daerah,” sambungnya.

Fatoni juga mengimbau Pemda sekitar Bandara Gatot Subroto Way Kanan untuk menggencarkan promosi reaktivasi bandara tersebut.

“Itu juga kita harus melakukan promosi untuk flyer, spanduk, medsos untuk segera disiapkan,” kata Fatoni.

Oleh karena itu, Fatoni meminta kesiapan seluruh pihak baik itu dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan, Pemprov Lampung, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Way Kanan, Pemkab Ogan Komering Ulu (OKU), Pemkab OKU Selatan, Pemkab OKU Timur dan Pemkab Lampung Barat untuk segera melakukan pergeseran anggaran yang telah disepakati dalam MoU sebelumnya. 

“Ini yang perlu segera disiapkan dengan mekanisme pergeseran anggaran yang berasal dari Biaya Tak Terduga (BTT). Kalau BTT nggak cukup bisa ditopup dari sisa kegiatan atau bisa diambil dari uang kas yang ada, jadi dilihat dulu BTT cukup atau tidak,” jelas Fatoni.

“Kalau cukup bisa langsung dilakukan pergeseran anggaran untuk dialokasikan ke bantuan keuangan bersifat khusus ke Way Kanan dan dari Way Kanan bisa mekanisme subsidi kepada maskapai,” sambungnya.