Pj Gubernur Sumsel Dorong Bulog Maksimalkan Penyerapan Gabah Petani di Banyuasin

Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi saat acara Peninjauan Serap Gabah Petani Bulog Wilayah Sumsel Babel di Desa Telang Sari. (humas prov Sumsel/rmolsumsel.id)
Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi saat acara Peninjauan Serap Gabah Petani Bulog Wilayah Sumsel Babel di Desa Telang Sari. (humas prov Sumsel/rmolsumsel.id)

Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Elen Setiadi, menginstruksikan Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Sumsel untuk memaksimalkan penyerapan gabah petani menyusul dimulainya masa panen raya di sejumlah sentra pangan di Sumsel, khususnya Kabupaten Banyuasin.  


Dalam sambutannya pada acara Peninjauan Serap Gabah Petani Bulog Wilayah Sumsel Babel di Desa Telang Sari, Kecamatan Tanjung Lago, Elen menyoroti pentingnya komunikasi antara Bulog dan petani. 

“Komunikasi antara Bulog dan petani belum berjalan dengan baik. Salah satu kendalanya adalah Bulog tidak memiliki mitra di wilayah ini. Kami telah menunjuk mitra, dan mereka segera bekerja sama dengan Bulog untuk menyerap hasil panen,” ujar Elen.  

Kabupaten Banyuasin, sebagai penghasil padi terbesar di Sumsel, mendapat perhatian khusus dari Elen. Ia menekankan pentingnya peran Bulog dalam menyerap gabah petani, terlebih dengan penghentian kebijakan impor beras pada tahun 2025.  

Elen juga meminta Bulog untuk bekerja sama dengan pihak swasta yang memiliki fasilitas pengering gabah (dryer). “Kendalanya adalah petani tidak memiliki dryer. Tolong Bulog bekerja sama dengan badan swasta untuk mengatasinya,” imbuhnya.  

Ia juga menekankan agar kualitas gabah yang diserap sesuai dengan standar Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram untuk gabah kering panen (GKP) dengan kadar air maksimal 25% dan kadar hampa 10%. “Kami minta Danrem memastikan harga transaksi mencapai Rp 5.750 untuk kualitas yang memenuhi standar,” tegasnya.  

Pj Gubernur Sumsel mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Sumsel sedang berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Banyuasin untuk memperbaiki fasilitas *Rice Milling Plant* (RMP) di Kecamatan Tanjung Lago. “Kami percepat perbaikan RMP agar dapat meningkatkan kualitas panen hingga mencapai kadar air di bawah 25%, sehingga harga Rp 6.500 bisa tercapai,” jelasnya.  

Ia juga mengimbau Dinas Pertanian provinsi dan kabupaten/kota untuk mulai mempersiapkan benih dan alat mesin pertanian (alsintan), termasuk dryer, guna mendukung panen berikutnya.  

Manager Bisnis Perum Bulog Wilayah Sumsel Babel, Budhi Indrawan, menegaskan komitmen Bulog dalam menyerap gabah dan beras petani sesuai keputusan Kepala Badan Pangan Nasional. “Gabah dengan kadar air maksimal 25% akan dibeli dengan harga Rp 6.500. Jika tidak memenuhi kualitas, harga akan disesuaikan dengan rafaksi,” tuturnya.