Pj Bupati OKU Sebut Banjir Besar di Wilayahnya Akibat Deforestasi, Tambang Batu Bara Jadi Penyebabnya? 

Pj Bupati OKU, Teddy Meilwansyah. (Eko Prasetyo/RMOLSumsel.id)
Pj Bupati OKU, Teddy Meilwansyah. (Eko Prasetyo/RMOLSumsel.id)

Banjir parah di sebagian besar wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) yang sudah terjadi tiga kali dalam setahun mendapat perhatian khusus dari pemerintah. 


Secara khusus, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKU mengundang peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengkaji dan memetakan permasalahan banjir di wilayah tersebut. 

"Lima hari lalu, kami sudah paparan di BRIN untuk meminta bantuan dalam memetakan dan mengkaji terkait banjir yang terjadi di OKU," kata Pj Bupati OKU, Teddy Meilwansyah saat dibincangi di Griya Agung Palembang usai menerima perpanjangan SK Penjabat Bupati OKU, Rabu (19/6). 

Teddy mengatakan, dari hasil pengamatan secara fisik, ada permasalahan di bagian hulu berupa penggundulan hutan atau deforestasi secara ekstrem. "Deforestasi tersebut disebabkan berbagai hal. Itu yang ingin kami kaji dan dalami," terangnya. 

Menurutnya, banjir tahun ini termasuk ekstrem dan terbesar sepanjang 20 tahun terakhir. Bahkan, intensitasnya tahun ini juga lebih banyak. 

"Dalam setahun terjadi tiga kali bencana banjir. Ini pasti ada yang salah. Makanya, kami minta bantuan dari BRIN dan BNPB mengambil langkah yang baik dalam menuntaskan masalah banjir di OKU," ungkapnya. 

Terkait deforestasi yang disebabkan masifnya sektor pertambangan di kawasan tersebut, Teddy belum mau berbicara banyak. "Bisa iya bisa tidak," ucapnya. 

Namun, Pemkab OKU saat ini berfokus ke penanganan banjir secara jangka pendek dan menengah. "Masyarakat khususnya di kawasan Ulu kami minta untuk tidak melakukan penebangan karena itu salah satu faktor penyebab, kedua kami akan membangun kolam retensi dan normalisasi sungai, sehingga apabila nanti ada curah hujan cukup tinggi, paling tidak mengurangi banjir," tandasnya.