PGN Siap Jadi Agregator Gas Bumi Nasional dengan Pengembangan LNG Hub

ilustrasi/ist
ilustrasi/ist

PT PGN Tbk, sebagai agregator gas bumi nasional, berkomitmen untuk memainkan peran strategis dalam mendukung pengembangan lapangan-lapangan gas baru di Indonesia. 


Perusahaan ini siap menyerap produksi gas dari proyek-proyek pengembangan lapangan gas, termasuk Blok Masela, Tangguh, dan lapangan-lapangan gas lainnya yang sedang dijalankan oleh pemerintah.

Dalam sebuah acara webinar, Kamis (19/12) Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM dan Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menjelaskan bahwa pengembangan energi gas bumi akan dipercepat selama proses transisi energi. 

"Produksi gas di Indonesia diperkirakan akan meningkat dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Gas bumi akan tetap menjadi energi utama selama transisi energi hingga mencapai net zero emission pada tahun 2060," ungkap Dadan.

Sementara itu, M Anas Pradipta, Group Head of Gas, Supply & LNG Trading PGN, menambahkan bahwa PGN siap menyerap gas bumi dari proyek-proyek pengembangan lapangan baru, termasuk gas dari Blok Masela yang akan berbentuk LNG. 

"Salah satu langkah PGN untuk meningkatkan distribusi gas non-pipa adalah pembangunan LNG Hub," ujar Anas.

LNG Hub diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketidakseimbangan pasokan dan permintaan energi, terutama di wilayah Indonesia Timur. PGN memperkirakan permintaan gas bumi domestik akan meningkat sekitar 3 persen per tahun hingga 2034, didorong oleh sektor kelistrikan, smelter, dan kilang.

Sumber pasokan gas yang diandalkan hingga tahun 2034 berasal dari gas pipa dan LNG. PGN memanfaatkan pasokan gas LNG sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang. 

"PGN sudah lebih dari siap untuk mendukung potensi penemuan besar dalam sektor gas, termasuk mempersiapkan diri menghadapi kondisi pada tahun 2025. Pasokan gas pipa diperkirakan akan menurun, sementara permintaan gas terus meningkat," jelas Anas.

PGN juga memperkirakan bahwa pada tahun 2025, terminal gas yang dimiliki perusahaan akan sangat penuh, yang menunjukkan keberhasilan mode LNG dalam memenuhi permintaan gas. 

"Kami siap menyerap pasokan LNG dan terus berperan sebagai agregator gas bumi di Indonesia," pungkasnya.