Petugas Jarang Datang, Dua Unit Bangunan Balai Penyuluhan KB di OKU Dibiarkan Terbengkalai

Bangunan Penyuluhan KB di Kecamatan Semidang Aji/RMOL
Bangunan Penyuluhan KB di Kecamatan Semidang Aji/RMOL

Dua unit bangunan Balai Penyuluhan KB di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Semidang Aji dan Kecamatan Baturaja Barat, yang dibagun dengan biaya ratusan juta menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub Bidang KB tahun 2022.


Hingga saat ini belum juga difungsikan, sehingga terbengkalai dan terkesan mubazir. Beberapa bagian bangunan bahkan sudah mengalami kerusakan seperti lantai turun karena kurang padatnya timbunan, dinding retak dan bagian luar sudah ditumbuhi rumput liar.

Menurut salah seorang staf di Kantor kecamatan Semidang Aji, Agus (48), bahwa balai tersebut jarang dibuka. Oleh karena itu, dirinya mengaku tidak tahu apakah di dalamnya sudah ada mobilernya atau belum.

Begitu juga soal manfaatnya, sampai sekarang belum dirasakan oleh masyarakat. Mengingat para petugas di balai penyuluhan KB itu jarang sekali ke kantor.

“Sudah aktif atau belum, saya tidak tahu. Yang pasti belum pernah ada penyuluh ke sini. Petugas yang datang juga jarang sekali,” ungkap Agus, ditemui di kantornya belum lama ini.

Informasi yang berhasil dihimpun, bahwa bangunan gedung penyuluhan KB senilai hampir Rp300 juta tersebut, telah rampung dikerjakan tahun lalu, dan ditempati mulai Januari 2023.

Namun, sayangnya berdasarkan pengamatan di lapangan, tampak beberapa bagian gedung sudah ada yang rusak, adapula yang retak.

Bahkan terlihat bagian lantai di dalam gedung mengalami turun, karena diduga tidak adanya pemadatan tanah timbunan.

Di bagian kanan gedung, terdapat sumur galian yang dibangun dengan kedalaman 2 sampai 3 meter saja. Sepertinya hanya untuk syarat saja.

Karena sumur tersebut sama sekali tidak ada air. Selain itu terdapat rumput dan ilalang yang menandakan tidak adanya perawatan.

Kondisi serupa tak jauh berbeda dengan gedung balai penyuluhan di Desa Laya Kecamatan Baturaja Barat.

Tapi untungnya, menurut warga Bernama Nazir, balai penyuluhan KB di desa Laya itu masih dimanfaatkan untuk pertemuan-pertemuan, kendatipun jarang-jarang.

“Gedung itu dibuka kalau mau ada pertemuan-pertemuan saja. Kadang rame kadang tidak. Kalu cuma sebulan sekali. Istilahnya pegawainya makan gaji buta saja,” cetusnya.

Terpisah, salah satu staf  Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten OKU, Firdaus, ketika ditemui mengaku tidak tahu menahu soal teknis, karena dia hanya bagian administrasi di DPPKB OKU.     

“Kita akan kerjasama dengan PU nanti kita tanyakan semua teknisnya. Soalnya saya tidak tahu teknisnya, saya hanya administrasi. Dulu PPTK-nya pak Nanang Nurzaman (Kadis yang lama),” ungkapnya.

Firdaus sempat menelpon yang bersangkutan di hadapan portal ini. Namun, dari seberang sana, pak Nanang mengaku sedang rapat. 

“Kamu saja yang menjelaskan, saya lagi ada rapat,” kata Nanang dalam percakapan telpon.