Permintaan Meningkat, Produksi Minyak Goreng 1.000 Ton Tak Cukupi Kebutuhan Palembang

Wali Kota Palembang, Harnojoyo bersama Kapolrestabes Palembang, Mokhamad Ngajib saat meninjau langsung pabrik minyak goreng di Kota Palembang. (Istimewa/rmolsumsel.id)
Wali Kota Palembang, Harnojoyo bersama Kapolrestabes Palembang, Mokhamad Ngajib saat meninjau langsung pabrik minyak goreng di Kota Palembang. (Istimewa/rmolsumsel.id)

Kelangkaan minyak goreng di Palembang hingga kini terus terjadi, Padahal pabrik minyak goreng berada di Kota Palembang.


Hal ini disayangkan oleh Wali Kota Palembang, Harnojoyo saat mendatangi pabrik minyak goreng yang berada di Jalan Mayor Memet Sastra Wirya Kecematan Ilir Timur 2 Palembang, Rabu (16/3).

Dia mengatakan, dalam satu hari PT Indo Karya Internusa (IKI) memproduksi minyak goreng curah sebanyak 1.000 ton, kemudian untuk minyak goreng kemasan yakni sebanyak 60 ribu liter. Seharusnya dengan produksi tersebut dapat mencukupi kebutuhan masyarakat di Palembang yang mencapai 1,6 juta jiwa.

"Seharusnya produksi tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan 0,2 liter perminggu perkapita atau 60 ribu liter perhari atau 1,4 juta liter perbulan," katanya didampingi Kapolrestabes Palembang, Mokhamad Ngajib.

Menurutnya, jika produksi tersebut diperuntukkan bagi Kota Palembang seharusnya ketersediaan minyak goreng akan aman. Karena itu, dia meminta agar produsen menambah pasokan bagi Kota Palembang, yang sebelumnya hanya 50 persen menjadi 70 persen. "Kunjungan ini memang harus dilakukan untuk memastikan kekurangan ini bisa terurai," tutupnya.

Sementara itu, Manager Operasional PT IKI, Liana mengatakan bahwa minyak goreng yang diproduksi langsung didistribusikan kepada para distributor. Kemudian distribusi lanjut disalurkan kepada agen hingga bermuara di pasar-pasar ataupun pedagang-pedagang. "Minyak yang kita produksi ini ada dua distributor yang pasarnya meliputi Sumsel, Lampung, Bengkulu, Jambi," katanya.

Liana menyebutkan semenjak harga minyak goreng ini mulai naik, permintaan dari para distributor pun meningkat. Dari biasanya 60 persen dari produksi, kini meningkat menjadi 100 persen. Sehingga, setiap produksi minyak goreng yang ada langsung habis. Dia juga mengklaim, sebagai produsen pihaknya tidak pernah melakukan penimbunan minyak goreng. Bahkan, harga jual minyak goreng dari pihaknya pun menyesuaikan Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Kami jual juga yang kemasan Rp13.500 per liter," pungkasnya.