Penyakit Ngorok Serang Kerbau di Empat Wilayah, DKPP Sumsel Siapkan 10.000 Dosis Vaksin Septicaemia Epizootice

Kepala DKPP Sumsel, Ruzuan Efendi. (ist/rmolsumsel.id)
Kepala DKPP Sumsel, Ruzuan Efendi. (ist/rmolsumsel.id)

Mewabahnya virus Septicaemia Epizootice (SE) atau penyakit ngorok yang menyerang ternak kerbau milik warga di Sumsel membuat langsung bertindak. Dalam waktu dekat, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel segera membagikan sebanyak 10.000 dosis vaksin SE ke kabupaten/kota. 


Upaya itu sebagai langkah antisipasi menyebarnya virus tersebut ke hewan ternak yang lain. Hal ini diungkapkan Kepala DKPP Sumsel, Ruzuan Efendi saat dibincangi Kantor Berita RMOL Sumsel, Kamis (18/4). 

"Kami sudah minta bantuan ke pusat dan dapat pengiriman 10.000 dosis vaksin SE. Rencananya akan kami bagikan dalam waktu dekat," kata Ruzuan. 

Dia menjelaskan, saat ini wabah tersebut sudah menyerang empat wilayah di Sumsel. Diantaranya OKI dengan jumlah kerbau tewas paling banyak. Lalu, Ogan lir (OI), Banyuasin dan terbaru Empat Lawang. Namun, berdasarkan laporan baru tiga wilayah yang memakan ternak tewas. 

"Dari laporan yang kami terima, baru OKI dan OI yang ada laporan tewas. Sementara Banyuasin baru ada laporan gejala saja. Kalau di Empat Lawang, itu baru dapat informasi dari media. Dinas setempat belum ada laporan," ucapnya. 

Menurut Ruzuan, pola pemeliharaan kerbau yang dilakukan oleh peternak selama ini masih menerapkan sistem tradisional. Yaitu dengan melepasliarkannya. Hal itulah yang membuat hewan ternak warga ini rentan terserang penyakit. 

"Tidak ada yang dibudidayakan secara intensif. Kerbau peliharaannya diliarkan. Makanya susah untuk mengontrol kesehatannya," ucapnya. 

Untuk itu, dia meminta petugas peternakan setempat memberikan imbauan ataupun penyuluhan kepada peternak agar bisa mengkandangkan kerbau peliharaannya. Pemprov Sumsel juga nantinya akan memberikan bantuan desinfektan untuk disemprotkan ke seluruh kandang sehingga lepas dari bakteri ataupun penyakit. 

"Kami juga sedang mengajukan bantuan vitamin ataupun obat-obatan untuk asupan kerbau agar daya tahan tubuhnya kuat," terangnya. 

Menurut Ruzuan, saat ini populasi kerbau di Sumsel mencapai sekitar 26.000 ekor. "Langkah antisipasi ini penting untuk melindungi populasi kerbau di Sumsel," tandasnya.