Penjualan Video Game Bakal Turun Akibat Invasi Rusia ke Ukraina

Ilustrasi console video game PlayStation 5 dari Sony. (Istimewa/rmolsumsel.id)
Ilustrasi console video game PlayStation 5 dari Sony. (Istimewa/rmolsumsel.id)

Penjualan video game yang terus mengalami pertumbuhan sejak pandemi Covid-19. Kini, bakal mengalami penurunan untuk pertama kalinya.


Hal ini diakibatkan invasi Rusia ke Ukraina. Dimana, Rusia merupakan pasar game terbesar ke-10 di dunia pada tahun 2021.

Berdasarkan penelitian dari perusahaan Analisis Data Pasar Ampere, pasar game dan layanan global diperkirakan berkontraksi 1,2 persen dari tahun ke tahun dan menjadi sekitar 188 miliar dolar di tahun 2022. Di tahun 2019, sektor ini mengalami pertumbuhan hingga 26 persen dan mencapai rekor ukuran 191 miliar dolar di tahun 2021.

Penjualan video game ini secara konsisten mengalami pertumbuhan sejak tahun 2015. Bahkan, di tahun 2019 tepatnya saat pandemi Covid-19. Banyak orang menghabiskan waktunya di dalam ruangan. Dua raksasa video game pun meluncurkan console baru mereka yakni Xbox Series X dan S. Serta Sony PlayStation 5.

Meski demikian, di tahun 2022 ini. Invasi Rusia ke Ukraina ditambah dengan kemacetan rantai pasokan dan kenaikan inflasi, membuat prospek game memburuk. Tak hanya itu, pembuat perangkat lunak dan perangkat keras game juga memutuskan untuk menangguhkan operasi mereka di Rusia, termasuk Microsoft dan Sony.

Padahal Rusia merupakan pasar game terbesar ke-10 di dunia pada tahun 2021. Akibatnya perusahaan video game bakal kehilangan nilai sekitar 1,2 miliar dolar.

Direktur riset di Ampere, Piers Harding-Rolls mengatakan angka-angka tersebut menunjukkan bahwa industri game bukanlah “bukti resesi”, dengan tantangan biaya hidup yang ditimbulkan oleh harga yang lebih tinggi yang cenderung membebani konsumsi.

“Setelah dua tahun ekspansi besar-besaran, pasar game siap untuk mengembalikan sedikit pertumbuhan itu pada tahun 2022 karena banyak faktor bergabung untuk melemahkan kinerja,” kata Harding-Rolls dikutip dari CNBC.

“Meski begitu, tahun ini akan berakhir jauh di depan kinerja pra-pandemi, dan prospek sektor secara keseluruhan tetap positif, dengan perkiraan pertumbuhan akan kembali pada 2023,” pungkasnya.