Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dilaporkan akan mengundurkan diri pada Kamis (7/7) waktu setempat, di tengah gelombang protes yang dilakukan oleh kabinetnya sendiri.
- Diangkat Masuk Keluarga Besar KPD, Ramlan Holdan Dukung Pelestarian Budaya Palembang
- Hari Pertama Idul Fitri 1444 Hijriyah di Arab Saudi dan UEA Jatuh Pada 22 April
- Istana Angkat Bicara Soal Cat Baru Pesawat Presiden : Untuk Kebanggaan Bangsa
Baca Juga
Rencana pengunduran diri Johnson dimuat oleh beberapa media, termasuk BBC.
Laporan tersebut muncul di tengah semakin besarnya tekanan terhadap Johnson dari kabinetnya sendiri. Bahkan hingga Kamis pagi, 52 menteri senior dan junior mengumumkan pengunduran diri mereka.
Aksi protes para menteri dimulai dengan pengunduran diri Menteri Keuangan Rishi Sunak dan Menteri Kesehatan Sajid Javid pada Selasa (5/7). Keduanya juga mengajukan surat tidak percaya terhadap Johnson.
Sebagai pengganti menteri keuangan, Nadhim Zahawi, pada Kamis mengirim surat yang berisi tuntutan agar Johnson mundur.
Bahkan Menteri Pertahanan Ben Wallace juga menuntut Johnson untuk mundur. Namun ia menegaskan akan tetap berada di posisinya untuk menjaga keamanan nasional.
Tekanan terhadap Johnson muncul menyusul serangkaian skandal yang melibatkan dirinya dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Juni, ia hampir terguling melalui mosi tidak percaya akibat skandal Partygate. Itu ketika Johnson melanggar aturan lockdown yang ia buat sendiri dengan menggelar pesta di Downing Street.
Baru-baru ini, ia juga terlibat skandal terkait penunjukkan Chris Pincher untuk jabatan senior, meski ia memiliki cacatan pelanggaran seksual di masa lalu
Awalnya, Johnson menegaskan tidak akan mundur dan akan terus melanjutkan pekerjaannya sebagai perdana menteri.
- Italia Terapkan Wajib Vaksinasi, Amnesty International Minta Jangan Diskriminasi Orang yang Tidak Divaksinasi
- Bus Covid-19 di China Kecelakaan, Puluhan Orang Meninggal Dunia
- Batalkan Perjanjian Pinjam Pakai Dengan Baznas, Pemkot Palembang Resmi Alihkan Balai Pertemuan Ke Dinas Kebudayaan