Bus Covid-19 di China Kecelakaan, Puluhan Orang Meninggal Dunia

Bus yang membawa pasien isolasi Covid-19 mengalami kecelakaan pada Minggu (18/9) di jalan raya provinsi Guizhou barat daya China. (net/rmolsumsel.id)
Bus yang membawa pasien isolasi Covid-19 mengalami kecelakaan pada Minggu (18/9) di jalan raya provinsi Guizhou barat daya China. (net/rmolsumsel.id)

Sebuah bus yang biasa digunakan untuk mengangkut orang-orang yang akan melakukan karantina Covid-19, mengalami kecelakaan di provinsi Guizhou barat daya China pada Minggu (18/9) pagi waktu setempat.


Menurut laporan dari kantor berita Xinhua yang dikutip dari The Peninsula News, bus ini membawa 47 penumpang, dengan 27 diantaranya meninggal dunia, sementara yang lainnya mengalami luka-luka.

Penyelamatan di lokasi kejadian telah selesai sementara penyelidikan penyebab kecelakaan masih berlangsung. Insiden tersebut kemudian menjadi trending di platform media sosial China Weibo, dengan topik yang paling banyak dibicarakan pada Minggu malam.

"Ini adalah jenis insiden yang ingin dihindari oleh pemerintah, dengan segala cara, di hadapan Kongres, untuk menjaga stabilitas sosial," kata Andy Chen, seorang analis senior di konsultan Trivium China yang berbasis di Beijing.

Lebih lanjut Chen memperkirakan akan ada orang-orang yang menentang kebijakan pengendalian Covid-Zero yang sedang berlangsung dengan mengaitkan kecelakaan bus ini, masyarakat mulai mencoba untuk menuntut perubahan atas penguncian ketat yang dilakukan oleh pemerintah China.

Chen menambahkan, pihak berwenang mulai melakukan penyelidikan dan pencarian orang yang paling bertanggung jawab atas  kecelakaan bus tersebut.

Pada beberapa minggu mendatang Partai Komunis China (PKC) akan mengadakan pertemuan puncak kepemimpinan dua kali satu dekade, di mana Presiden Xi Jinping diperkirakan akan memecahkan preseden dengan mengamankan masa jabatan ketiganya.

Pidato pembukaan Xi Jinping dikabarkan akan diteliti untuk mencari sinyal apakah China akan beralih dari mencoba menghilangkan virus, menjadi hidup berdampingan dengan virus seperti yang telah dilakukan oleh beberapa negara di dunia.