Pemerintah Italia mewajibkan vaksinasi untuk semua orang dan dipergunakan sebagai syarat untuk mendapatkan berbagai layanan publik. Kelompok hak asasi manusia Amnesty International mendesak Italia untuk mengubah pembatasan ketat anti-Covid tersebut untuk menghindari diskriminasi terhadap orang yang tidak divaksinasi.
- Gencatan Senjata di Ujung Tanduk, Israel Bersiap Perang Lagi di Gaza
- Lima Berita Politik Paling Populer di Bulan November 2024, Sejumlah Paslon Klaim Kemenangan di Pilkada Sumsel
- Merapi Kembali Keluarkan Awan Panas Guguran Disertai Hujan Abu
Baca Juga
Perdana Menteri Italia, Mario Draghi dalam dekrit baru-baru ini mewajibkan vaksinasi untuk semua orang yang berusia di atas 50 tahun. Kebijakan ini ditetapkan sebagai syarat untuk penggunaan transportasi umum dan berbagai layanan lainnya, salah satu dari sedikit negara yang mengambil langkah serupa, dalam upaya mengurangi tekanan pada layanan kesehatan Italia dan mengurangi korban jiwa.
“Amnesty International meminta penyediaan langkah-langkah alternatif, termasuk penggunaan masker dan tes Covid-19 untuk memungkinkan populasi yang tidak divaksinasi untuk terus bekerja dan menggunakan transportasi umum tanpa diskriminasi,” bunyi pernyataan kelompok itu, Sabtu (15/1).
Berdasarkan aturan saat ini, yang akan berlangsung hingga 15 Juni, mengenakan masker dan hasil tes Covid-19 negatif tidak cukup untuk mengakses transportasi umum atau ke tempat kerja mereka, khususnya bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun.
Amnesty International Italia mengatakan, vaksinasi wajib dapat dibenarkan tetapi perlu dibatasi dalam waktu dan sebanding dengan tujuan yang sah dari perlindungan kesehatan masyarakat.
“Pemerintah harus terus memastikan bahwa seluruh penduduk dapat menikmati hak-hak fundamentalnya, seperti hak atas pendidikan, pekerjaan, dan perawatan medial, khususnya bagi pasien non-Covid yang membutuhkan operasi mendesak,” ujar Amnesty International Italia.
- Kebakaran Panti Jompo di Spanyol Tewaskan Enam Orang
- Netflix Naikkan Harga di AS dan Kanada
- Banjir Meluas ke Kazakhstan, Rusia Evakuasi Lebih dari 100.000 Warga