Pengamat politik Satyo Purwanto menyebut Gibran Rakabuming Raka bisa saja kalah dari kandidat independen Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) pada saat pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Solo 2020.
- Buaya Liar Sepanjang Empat Meter Ditangkap Warga Sungai Menang OKI
- Tarik Minat Masyarakat, Tata Pamer Museum Monpera Disusun Ulang
- Pj Sekda OKU Diduga Gunakan Belanja Media Untuk Keperluan di Luar Operasional
Baca Juga
Menurut Satyo, kekalahan Gibran bisa terjadi andai Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ikut terlibat. Misalnya, KAMI menggelar deklarasi di Kota Solo. Dari situ Gibran bakal kesulitan meraup suara pada Pilkada Kota Solo.
"KAMI bisa deklarasi di Solo, calon independen bisa dapat dukungan dalam waktu singkat," kata Satyo seperti dilansir jpnn.com, Jumat (28/8/2020).
Satyo menerangkan, KAMI merupakan gerakan oposisi pemerintah era Joko Widodo (Jokowi). Sementara itu, sosok Gibran amat kental dengan Jokowi. Gibran berstatus putra sulung Jokowi. Jika KAMI menggelar deklarasi di Solo, kata Satyo, massa yang simpatik otomatis mendukung kandidat yang tidak berkaitan dengan Jokowi.
"Kemudian itu menjadi sinyal rakyat Solo enggak mau lagi dikaitkan juga dengan Jokowi," ucap Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy.
Selain keterlibatan KAMI, kata Satyo, kandidat Bajo sendiri juga memiliki tim yang kuat, sehingga bisa saja mengalahkan Gibran. Tanpa banyak publikasi, keduanya bisa mengumpulkan dukungan masyarakat dan lolos menjadi kandidat Pilkada Kota Solo 2020.
"Mereka dalam waktu singkat bisa mengumpulkan dukungan masyarakat dan lolos verifikasi, mereka akan bisa mengalahkan Gibran," pungkas dia.
Elektabilitas Gibran sendiri masih tinggi jelang pencoblosan Pilkada Kota Solo 2020 pada 9 Desember 2020. Gibran memiliki elektabilitas 36,8 persen atau yang tertinggi berdasar survei dengan pertanyaan terbuka atau top of mind.
Hal itu merupakan temuan dalam hasil survei teranyar Indonesia Public Institute (IPI) yang bertitel Potret Dinamika Pilkada Kota Solo: Membaca Peluang Kandidat dan Perilaku Pemilih.
Dalam survei yang sama, Bagyo Wahyono menempati posisi ketiga elektabilitas pada Pilkada Kota Solo. Calon yang maju dari jalur independen itu memiliki elektabilitas 1,3 persen.
Namun, masih ada 10,3 persen responden yang merahasiakan pilihan mereka. Sementara 45,9 persen responden belum memutuskan pilihan. Sebagai informasi, IPI melakukan survei itu pada 3 sampai 7 Agustus 2020. Survei tersebut melibatkan 440 responden yang memiliki hak pilih di Pilkada Kota Solo.
IPI menggunakan metode wawancara tatap muka menggunakan kuesioner dalam surveinya. Survei IPI ini dilakukan dengan model wawancara tatap muka langsung menggunakan kuesioner. Adapun margin of error survei tersebut di kisaran 4,8 persen. [ida]
- Wawako Prima Salam Perintahkan Dishub Tertibkan Mobil Barang Penyebab Macet di Palembang
- Terapkan Cara Distribusi Obat yang Baik, Musi Banyuasin Raih Penghargaan dari BPOM Pusat
- Polres Banyuasin Blender 21 Kilogram Sabu dan 14.776 Ekstasi