Peneliti Zoologi dari Museum Zoologicum Bogoriense Pusat Penelitian Biologi Badan Riset Nasional dan Inovasi (BRIN) berhasil mengidentifikasi Cecak Jarilengkung jenis baru dari Kawasi, Pulau Obi, Maluku Utara, pada awal Februari 2022.
- Kemenag Catat Sembilan Jemaah Wafat di Tanah Suci
- Hari Wayang Nasional, Sena Wangi Gelar Pertunjukan Wayang di TMII
- NATO Siagakan 30 Ribu Tentara Dekat Perbatasan Rusia
Baca Juga
Penemuan cecak bernama ilmiah Cyrtodactylus Papeda tersebut berasal dari spesimen yang ditemukan pada tahun 2016 dan 2018 oleh Fata H Faz dari Institut Pertanian Bogor.
“Secara genetik dan morfologi, cecak ini mirip dengan spesies Melanesia yaitu Cyrtodactylus Papuensis. Bedanya terlihat pada ukuran tubuhnya yang lebih besar, baris sisik besar paha lebih dari satu baris, dan alur precloacal yang dalam pada jantan,” ujar Peneliti Zoologi BRIN, Awal Riyanto.
Menurut Awal, penyematan nama ‘papeda’ merupakan upaya untuk mempromosikan atau mengenalkan keragaman kuliner nusantara ke dunia. Dalam hal ini papeda yang merupakan nama makanan tradisional dari Maluku dan Papua Barat yang terbuat dari sagu.
“Cecak ini dapat ditemukan pada vegetasi rawa bakau, pinus, dan hutan sekunder yang berasosiasi dengan semak belukar. Biasanya aktif dan ditemukan di malam hari antara 30 cm sampai 3 m di atas tanah dan sebagian besar pada batang pohon,” terang Awal.
Analisis molecular mengindikasikan spesimen Cyrtodactylus dari Pulau Obi masuk dalam kelompok C. marmoratus grup. Populasi Cyrtodactylus dari Pulau Obi memiliki kekerabatan dekat dengan sampel C. papuensis dari Pulau Buru, Raja Ampat dan Selatan Papua Nuigini.
Rata-rata ukuran panjang C. papeda mencapai 60,7 mm. Bagian dorsum cecak berwarna cokelat muda. Memiliki pola dengan tujuh atau delapan tanda cokelat gelap melintang sempit dan tidak beraturan antara ketiak dan selangkangan. Warna garis cokelat tua memanjang dari bagian postnasal melewati mata dan berlanjut ke lubang telinga bagian atas. Sisi punggung ekor bengkok, di bagian dasar memiliki pita gelap menyempit, melebar saat ekor mengecil.
“Baik dalam keadaan hidup dan diawetkan, cecak ini memiliki warna yang sama. Semua area berwarna cokelat pucat dengan bagian dorsum bewarna abu-abu, krem, atau kuning kecokelatan. Sedangkan supercilium dan canthus berwarna kuning keemasan,” tukas Awal.
- BRIN dan TNI AL Kembangkan Riset Teknologi Peperangan Laut
- Pendirian Kampus St Peterburg University di Indonesia Semakin Terbuka
- Pemindahan Ratusan Artefak dan Barang Arkeologi Sumsel ke Cibinong Dapat Protes Masyarakat