Pemprov Sumsel Canangkan 10 Ribu Resapan Biopori

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Banjir kerap terjadi pada berbagai titik di Kota Palembang, hal ini disebabkan karena kurangnya daerah resapan air meski Palembang telah memiliki teknologi Pompa Air dan Kolam Retensi sebagai pengendali banjir. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) melakukan gerakan 10 ribu resapan Biopori sebagai salah satu bentuk upaya penangan banjir di Kota Palembang.


Hal ini disampaikan Kepala Dinas PSDA, Herwan mengatakan jika gerakan 10 Ribu resapan Biopori ini juga sebagai bentuk penjagaan stabilitas air dan tanah.

"Gerakan ini akan kita libatkan juga masyarakat untuk pembuatan resapan ini, fungsinya sendiri adalah untuk resapan air dan stabilitas tanah. Untuk wilayahnya kita khususkan di Ilir Timur I dulu, nanti di tahun depan kita lanjut 5000 di Ilir Timur I, Sukarami dan kecamatan lain di Kota Palembang," katanya seusai acara simbolis penanaman resapan Biopori di Halaman Stasiun Radio RRI Palembang. Rabu, (1/12).

Herwan mengatakan ini adalah salah satu gerakan yang diinisiasi oleh Insan Pekerja Umum (PU), efektif atau tidak ini adalah upaya pencegahan.

"Ini kan salah satu gerakan, jadi kalau untuk efektifnya sendiri kita memiliki teknologi seperti pembuatan kanal-kanal, kolam retensi dan pompa air. Ini paling tidak nantinya ini membantu di lingkungan-lingkungan masyarakat," ujarnya.

Herwan mengatakan jika gerakan ini dilakukan di Kota Palembang dan akan diajukan ke Kabupaten/Kota. Gerakan yang akan dilakukan ini ditargetkan rampung pada tahun 2023.

"Kita targetkan tahun 2023 bisa terealisasikan semua untuk target 10 ribu resapan ini. Karena resapan biopori ini cukup membantu sekali, apalagi nanti juga dilakukan oleh masyarakat juga. Dan resapan ini terbukti bisa menjadikan rumput-rumput tetap hijau meski kemarau," jelasnya.

Kadis PSDA juga menghimabu gerakan yang dilakukan secara rutin ini bisa dilanjutkan oleh masyarakat melalui lurah atau camat setempat. Dengan budget yang cukup murah hanya menghabiskan uang dua puluh ribu pada satu bioporinya, Herwan berharap gerakan ini bisa dilanjutkan.

"Ini sangat sederhana sekali, dengan modal yang cukup terjangkau hanya dua puluh ribu saja, dan sudah mendapatkan paralon dengan tinggi satu meter, kita bisa meneruskan ini di halam rumah masing-masing," tutupnya.

Sementara itu Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan jika resapan Biopori merupakan teknik resapan yang paling tepat dalam upaya pencegahan banjir. Gubernur Sumsel juga mengatakan jika resapan biopori ini merupakan multifungsi.

"Ini merupakan teknik yang paling tepat guna untuk pencegahan banjir, yang seharusnya ada di setiap rumah dan syukur nanti bisa ditambah di spot-spot tertentu jumlahnya. Disebut multifungsi ini tadi adalah dapat meresap air genangan-genangan, kemudian akan menampung air-air tersebut apalagi di tengan-tengah pertanian dan perkebunan," katanya.

Deru mengatakan akan lebih efektif lagi jika resapan ini di waktu kemarau, maka air yang ada di tampungan biopori bisa untuk tanaman-tanaman. Deru juga himbau untuk para developer yang belum terdistribusi air dari PDAM.

"Bisa juga untuk mempersiapkan ini guna kewaspadaan kepada kekeringan karena rumah-rumah yang baru dibangun oleh pengembang itu mengandalkan sumur-sumur. Jadi ini sebagai salah satu alternative," pungkasnya.