Ofi Heftianda, Mahasiswa KKN Korban Penembakan OTD Ternyata Pebisnis Muda

Korban penembakan  OKU, Ofi Heftianda (23) dirawa di Rumah Sakit/ist
Korban penembakan OKU, Ofi Heftianda (23) dirawa di Rumah Sakit/ist

Kejadian penembakan terhadap salah satu mahasiswa KKN Universitas Baturaja (Unbara) Kabupaten OKU, Ofi Heftianda (23), menjadi perbincangan di kalangan mahasiswa Unbara lain dan tidak sedikit yang turut prihatin.


Salah satunya, Fery Apriadi (23), teman satu jurusan dengan Ofi Heftianda. Dia sangat tidak menyangka jika teman tersebut menjadi korban penembakan oleh Orang Tidak Dikenal (OTD).

“Saat mendengar kejadian itu, saya sempat tidak percaya karena Ofi orangnya baik dan tidak ada musuh,” katanya kepada RMOLSUMSEL.ID, Sabtu (4/2) malam.

Selain baik, kata Fery, korban juga merupakan sosok yang mandiri. Sebab, untuk memenuhi kebutuhan biaya kuliah, Ofi menjalankan bisnis jual beli hewan berupa burung peliharaan dan ikan hias.

“Ofi di kampus tidak banyak ulah dan suka bergaul. Kesehatiannya, dia berbisnis jual beli burung dan ikan hias,” ungkapnya mengaku belum sempat menjenguk Ofi di rumah sakit.

Ditanya seputar pergaulan kirban di lokasi KKN Desa Karang Endah Kecamatan Lengkiti, OKU, Fery mengaku tidak mengetahui secara pasti lantaran tidak satu kelompok.

“Saya tidak tahu di daerah KKN nya bagaimana, karena kami tidak satu daerah. Saya KKN di Desa Negeri Ratu, dia di Desa Karang Endah,” ujarnya.

Menurutnya, Ofi tinggal bersama keluarganya di Kota Baturaja, sedangkan orang tuanya berada di Ulu Ogan, Kabupaten OKU.

“Harapannya, pelaku bisa cepat tertangkap agar bisa diketahui penyebab Ofi sampai ditembak,” pungkasnya.

Sementara, Kapolres OKU, AKBP Arif Harsono, ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp, membenarkan adanya kejadian penembakan salah satu mahasiswa KKN Unbara tersebut.

“Benar, kejadiannya sekitar pukul 04.00 WIB. Saat ini kasusnya masih dalam penyelidikan, tim-tim dari Polres dan Polsek sudah bekerja di lapangan sejak kejadiannya dilaporkan,” kata Kapolres OKU kepada RMOLSUMSEL.ID.

Kata AKBP Arif, saat ini pihaknya belum bisa mengidentifikasi jenis senjata yang digunakan pelaku penembakan, lantaran tidak ditemukan proyektil pada luka korban. “Berdasarkan hasil visum, diameter luka korban 0,5 cm,” katanya.

Dirinya mengimbau, agar masyarakat dapat membantu mengungkap perkara ini dengan memberikan informasi kepada pihaknya.

“Mohon agar tetap menjaga kondisifitas Kamtibmas serta menyerahkan sepenuhnya kepada kami terkait perkara ini,” pungkasnya.