Setelah Menteri BUMN Erick Thohir mengklaim Ivermectin telah mendapatkan izin edar sebagai obat terapi Covid-19, obat anti parasit ini jadi yang paling banyak diburu masyarakat.
- 18 Pegawai KPK Terinfeksi Covid-19, Begini Kondisinya
- Enam Jenis Makanan Pembersih Paru-paru yang Wajib Diketahui
- Antisipasi Hepatitis Akut, Begini Rekomendasi IDAI untuk Masyarakat
Baca Juga
Ketua Nasional Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia, Agung Nugroho mengatakan pernyataan Erick Thohir telah membius masyarakat yang sedang dilanda kepanikan dengan terus melonjaknya angka kasus Corona di Tanah Air.
"Sekarang Ivermectin yang merupakan obat cacing makin susah dicari dan harganya gila-gilaan," kata Agung dalam keterangannya, Senin (5/7).
Menurut Agung, hampir seluruh apotek dan toko obat di Jabodetabek kewalahan karena kenaikan permintaan yang berlangsung tiba-tiba.
Di beberapa e-commerce, harga obat pun ikut terkerek naik. Kenaikannya terbilang tidak masuk akal. Misalnya di Tokopedia, ada penjual yang menjual Ivermectin tablet oral 2MG 10-010056 dengan harga Rp 676 ribu, ada juga yang menjual Rp 458 ribu untuk produk yang sama.
"Padahal sebelumnya harga obat parasit itu paling mahal Rp 7 ribu per tablet," kata Agung. Kondisi tersebut, menurut Agung, jelas sangat menguntungkan saudagar dan produsen obat. "Pandemi jadi ajang komoditas saudagar dan produsen obat," kata Agung.
Sebelumnya, Kepala Badan POM, Penny Lukito mengatakan obat itu merupakan obat keras dan harus menggunakan resep dokter. Penny mengatakan masyarakat tidak membeli obat itu secara bebas, termasuk melalui platform online secara ilegal.
"Kami mengimbau masyarakat tidak membeli Ivermectin secara bebas tanpa resep dokter, termasuk melalui platform online secara ilegal," ujar Penny Lukito.
- Peringati Hari Ibu, Kanwil Kemenkumham Sumsel Selenggarakan Upacara di Lapas Perempuan
- Temu Karya Nasional, Mendagri Tito Motivasi Desa Terus Berinovasi dan Berprestasi
- Desak Dirut dan Komut Pertamina Dipecat, PPP: Mereka Tak Mampu Beri Solusi