Nilai-nilai Kemelayuan Mulai Tergerus di Sumsel, Ini Kata SMB IV

Ist/Rmolsumsel.id
Ist/Rmolsumsel.id

Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja mengaku prihatin dengan mulai tergerusnya nilai-nilai kemelayuan di Sumatera Selatan (Sumsel) termasuk di Palembang.


"Kita harus membangkitkan lagi nilai-nilai yang ada di Sumsel yang memiliki nilai kemelayuan yang harus dikembangkan dan dibesarkan karena banyak sekali nilai-nilai melayu saat ini yang sudah mulai tergerus, mulai dari cara berpakaian, cara bicara, tata krama. Jadi banyak sekali nilai-nilai kemelayuan yang harus dihidupkan,” ujar SMB IV usai pembukaan Festival Budaya Melayu 2022, di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Senin (24/10).

Menurutnya dengan politik identitas, maka akan memperkuat karakter generasi penerus di Sumsel. Untuk itu nilai-nilai kemelayuan ini harus bersama-sama dihidupkan kembali. 

"Harus bersama-sama sinergi karena tidak hanya peran pemerintah saja, tapi masyarakat harus ikut menyukseskannya,” kata dia. 

Sementara, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, memaknai budaya melayu harus satu frekuensi dengan perkembangan zaman yang ada saat ini. Kendati begitu warisan budaya leluhur harus dipertahankan. Terlebih, Sumsel dikenal sebagai dunia peradaban bangsa melayu.

"Bukan hanya atribut yang dipertahankan. Tapi nilai yang terkandung di dalamnya harus bisa diperjuangkan," kata Deru.

Lebih lanjut Deru menuturkan, jika di Sumsel tak ada yang dapat mempertahankan adat dan budaya asli maka akan banyak kerugian yang didapat khususnya masyarakat. Untuk itu, Deru menegaskan, boleh jadi manusia modern tapi tidak meninggal khazanah kebudayaan asli.

"Jika budaya ini kita tinggalkan dampaknya sangat besar bagi masyarakat. Bisa kita masifkan dengan membuat buku atau lainnya untuk mengenalkan sejarah melayu di Sumsel," tandas dia.