Musibah hanyutnya ratusan siswa pelajar SMPN 1 Turi, Sleman, Jumat kemarin (21/2), mendapat perhatian luas dari masyarakat Indonesia.
- Gudang Dekorasi Pernikahan di Palembang Terbakar, Pemilik Rugi Rp 1 Miliar
- Relawan Prabowo-Gibran Tertembak di Perut, TKN: Kami Sangat Kaget
- Uang Jutaan Rupee Ditemukan Pengunjuk Rasa Dikediaman Presiden Sri Lanka
Baca Juga
Termasuk dari salah seorang dosen di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Bagas Pujilaksono Widyakanigara. Dikutip dari pemberitaan, Bagas meminta pihak sekolah SMPN 1 Turi yaitu mulai dari kepala sekolah, para guru hingga pembina Pramuka dipidanakan atas terjadinya musibah ini.
Musibah ini, menurut Bagas adalah kecerobohan sekolah.
Berikut ungkapan dosen UGM Bagas Pujilaksono Widyakanigara:
Berita hanyutnya beberapa murid SMP Negeri Turi 1 dan menelan korban jiwa, bukan musibah.
Murni kebodohan, dan keteledoran Kepala Sekolah, guru-guru dan pembina pramuka.
Kepala sekolah, guru-guru dan pembina pramuka harus bertanggung jawab.
Jangan hanya minta maaf!
Musim hujan, anak didik disuruh susur sungai?
Mengapa bukan kepala sekolah, guru-guru dan pembina pramukanya yang susur sungai?
Otaknya dimana?
Saya dapat informasi, kalau acara susur sungai sudah diingatkan warga.
Namun gurunya menjawab mati hidup ada di tangan Allah…
Guru goblog! Kenapa bukan kepala sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1 yang mati?
Kenapa harus anak didik?
Pidanakan kepala sekolah, guru-guru dan pembina pramuka SMP Negeri Turi 1, Sleman.
Perlu ada evaluasi menyeluruh perihal pelaksanaan kegiatan pramuka di sekolah. Saya sangat sedih dan berduka yang mendalam. Terimakasih.
Hormat saya, (KPH. BP. Widyakanigara).
- Bupati Pertama Banyuasin Berpulang, Ini Riwayat Singkatnya
- Sanksi Barat untuk Rusia Rugikan Negara-negara Rentan
- 112 Jemaah Haji Indonesia Masih Dirawat di Rumah Sakit