Mundurnya fungsionaris DPD Nasdem Kota Palembang menurut pengamat Ade Indra Chaniago tak lepas dari kemampuan konsolidasi yang dimiliki oleh ketua, Fitrianti Agustinda.
"Hal tersebut tidak akan terjadi kalau komunikasi yang dibangun melibatkan seluruh anggota," jelasnya kepada Kantor Berita RMOLSumsel, saat dibincangi Jumat (28/10) petang.
Dosen Stisipol ini berujar, mundurnya kader saat kepengurusan baru seumur jagung mengesankan buruknya komunikasi, bahkan lebih jauh resistensi dari pengurus terhadap pimpinannya.
"Tentu akan berdampak lebih besar, misalnya kedepan target dan capaian partai yang akan terganggu," ungkapnya.
Dampak negatif ini harus segera diantisipasi mengingat Nasdem harus berjuang, tidak hanya memenangkan pemilu, tetapi juga memenangkan capres mereka Anies Baswedan.
Secara psikologis, Ade menilai bahwa resistensi pengurus juga bisa muncul mengingat Fitrianti Agustinda bukanlah kader ideologis.
Bahkan di sisi lain, jam terbang Fitrianti Agustinda menurut Ade juga cukup terbatas dalam mengurus partai, bisa menambah polemik di internal Nasdem Palembang.
"Setiap partai punya kultur yang berbeda, begitu pula antara Nasdem dengan partai Finda sebelum ini, harus segera adaptasi," kata Ade menambahkan.
- Adu Strategi pada Pilgub Sumsel 2024: Siapa yang Paling Berhasil Merebut Hati Rakyat?
- Batal Maju di Pilgub Sumsel, Herman Deru Datang ke Rumah Heri Amalindo
- HDCU Pasangan Pertama yang Daftar ke KPU Sumsel, Berkas Persyaratan Dinyatakan Lengkap