Miris! RSUD Martapura Terlantarkan Pasien Balita Karena Stok Obat Kosong

Balita KZ setelah mendapat penanganan dari pihak RSUD Martapura, sebelum dirujuk ke rumah sakit di Palembang, Jumat (10/2).
Balita KZ setelah mendapat penanganan dari pihak RSUD Martapura, sebelum dirujuk ke rumah sakit di Palembang, Jumat (10/2).

Sungguh miris pelayanan kesehatan di Kabupaten OKU Timur. Belum hilang di ingatan seorang bocah pengidap penyakit cairan di otak yang diberi bantuan tidak layak oleh pihak Dinas Kesehatan OKU Timur.


Kali ini hal serupa kembali terulang, seorang anak di bawah lima tahun atau Balita berinisial KZ (2), yang mengalami luka robek di kelopak mata kiri, ditelantarkan oleh pihak RSUD Martapura hanya karena stok obat anti tetanus kosong dan harus mencari ke apotek.

Cerita miris ini diungkapkan oleh ayah Balita yang diterlantarkan pihak RSUD Martapura, Deri (47), sebelum anaknya dirujuk ke salah satu rumah sakit di Palembang.

Kepada awak media, Dery mengungkapkan rasa kecewanya terhadap pelayanan di rumah sakit tersebut.

“Anak saya pecah pelipis di bagian mata kiri dan dibawa ke RSUD Martapura. Tapi sejak hari Kamis (9/2), sekitar jam 5 sore, sampai Jumat (10/2), jam 10 baru dilakukan tindakan terhadap anak saya. Itu juga setelah saya komplain dan ributkan,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (10/2).

Bahkan, kata dia, sebelumnya dia diminta pihak RSUD Martapura untuk melunasi BPJS terlebih dahulu sebesar Rp7 juta. Namun setelah dilunasi, perawat justru menyuruhnya membeli obat anti tetanus di luar rumah sakit.

“BPJS sudah saya lunasi, obat anti tetanus sudah dibeli tapi masih belum ada tindakan,” ujarnya dengan nada kesal melalui sambungan seluler.

Terkait hal ini, Direktur RSUD Martapura, dr Dedy Damhudy, dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp, awalnya mengaku belum mengetahui persoalan tersebut.

”An siapa?, Nanti saya investigasi dulu. Rawat jalan, Rawat inap?,” tanya dr Dedy.

Beberapa menit kemudian, dr Dedy mengirim pesan WahtasApp bahwa dirinya telah melakukan investigasi dan membenarkan adanya persoalan tersebut.

”Sudah saya investigasi, mohon maaf atas pelayanan yang lambat. Terutama khusus obat anti tetanus, stok di RS kosong Ini sudah kita beli ke apotek luar dan beli di apotek RS OKU Timur. Sekali lagi mohon maaf atas ketidak nyamanan. Insya Allah, ke depan tidak terulang lagi,” terangnya.

Dirinya juga mengaku, telah bertemu dengan orang tua Balita, dan meminta maaf atas kekurang nyamanan tersebut.

“Karena harus penanganan spesialis mata khusus rekonstruksi kelopak mata sebaiknya dirujuk. Alhamdulillah, sudah kita jelaskan dan keluarga pasien mau dirujuk sesuai SOP,” pungkasnya.

Untuk diketahui, beberapa hari sebelum terjadi persoalan ini, RSUD Martapura baru saja mendapatkan Sertifikat Predikat Bintang Lima Paripurna dari Ketua Eksekutif Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Dr dr Sutoto MKes pada Senin (6/2).