Gerakan 212 lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap penodaan agama yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
- Hampir Pasti, Golput Dominasi Pilkada 2020
- May Day, Buruh Minta Cabut UU Omnibuslaw Cipta Kerja
- Relawan Giri Gesik Optimalkan Suara Pemuda untuk Dukung LaNyalla Mattalitti
Baca Juga
Untuk itu, umat Islam diminta kembali bergerak turun ke jalan geruduk Kedutaan Besar (Kedubes) Swedia dan Belanda melawan aksi pembakaran Al Quran di Swedia belum lama ini.
Sekretaris Majelis Syuro Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif mengatakan, ribuan orang yang tergabung dalam Front Persaudaraan Islam (FPI), Persaudaraan Alumni (PA) 212, dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) akan turun ke jalan pada hari ini.
"(Aksi di Kedubes Swedia dan Belanda) jam 13.00," ujar Slamet kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin pagi (30/1).
Aksi dengan tema Aksi Bela Al Quran 301 di Kedubes Swedia dan Belanda siang ini sebagai bentuk perlawanan terhadap pembakaran salinan Al Quran oleh politisi sayap kanan di Swedia Rasmus Paludan.
"Ingat, gerakan 212 lahir karena perlawanan terhadap penoda agama. Maka ketika Quran dibakar dan dirobek, kita wajib turun kembali. Jangan biarkan siapa pun menodai agama apa pun," tegasnya menutup.
- Anies CLBK Nonton Film Lafran Bareng Sandi
- Hari Ini, Heru Budi Bareng Erick Thohir dan Menteri Basuki Cek Kesiapan JIS
- Nonton Formula E Bareng Keluarga, Anies: Saya Tak Diundang, Hanya Warga Biasa