Di tengah ancaman perluasan serangan Israel di perbatasan Rafah, pemerintah Mesir bergerak cepat dengan mengerahkan 40 tank dan pengangkut personel lapis baja untuk bersiaga di dekat wilayah tersebut.
- Cegah Varian Omicron, Rusia Tutup Pintu Masuk untuk Sembilan Negara
- Fenomena Hari Tanpa Bayangan Terjadi Lagi di Indonesia, Berikut Jadwalnya
- Dukung Mobilisasi Fans Piala Dunia, Qatar dan Israel Setuju Bangun Kantor Diplomatik Sementara
Baca Juga
Mengutip sumber keamanan Mesir pada Senin (12/2), penempatan tank dilakukan untuk memperkuat keamanan di perbatasan dekat Gaza, di mana jutaan pengungsi Palestina saat ini tengah was-was karena Israel mengancam akan melanjutkan serangan ke tempat itu.
"Mesir perlu bersiap karena jutaan pengungsi Gaza bisa jadi berusaha menerobos pagar perbatasan untuk melindungi diri dari serangan Israel," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat Times of Israel.
Pada Jumat (9/2), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya akan mengevakuasi penduduk Rafah sebelum menghancurkan empat batalyon Hamas yang diklaim telah bersembunyi di sana.
Sebagai negara terdekat Gaza, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi menolak menampung perpindahan pengungsi warga Palestina dari Rafah.
Bukan tanpa alasan, Mesir tidak ingin ada gelombang Nakba kedua, sebutan bagi tragedi pengusiran 700.000 orang Palestina dari rumahnya oleh Israel pada tahun 1948.
Selain itu, perpindahan pengungsi ke wilayah Mesir dapat mengubah Sinai menjadi basis serangan baru Israel.
Menyusul pecahnya perang pada tanggal 7 Oktober, Mesir membangun tembok perbatasan beton yang tingginya enam meter ke dalam tanah dan di atasnya dipasang kawat berduri.
Mereka juga telah membangun tanggul dan meningkatkan pengawasan di pos-pos perbatasan Rafah.
- Makin Brutal, Serangan Israel ke Gaza Tewaskan 100 Orang
- Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Kesiapan Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Palestina
- Iran Ancam Beri Balasan Setimpal ke Israel