Mengintip Pembuatan Kue Nastar di Palembang

Pemilik Chings Kitchen, Yanti saat tengah menyusun tumpukan kue kering yang sudah jadi dan siap dikirim. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)
Pemilik Chings Kitchen, Yanti saat tengah menyusun tumpukan kue kering yang sudah jadi dan siap dikirim. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)

Beragam kuliner kini mulai ramai dijual menjelang Lebaran Idulfitri 1443 H, tak terkecuali di Kota Palembang. Salah satu kuliner ini yaitu Kue Nastar atau kue yang berisikan selai nanas.


 Proses pembuatan nastar sebelum dipanggan di dalam oven. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)

Di Palembang sendiri, nastar menjadi cemilan yang wajib ada di setiap rumah ketika lebaran. Rasanya yang manis serta ukuran yang pas membuatnya menjadi cemilan favorit. Tak hanyal, ketika menjelang lebaran, produksi kue nastar di Palembang mulai terlihat.

Nastar yang telah selesai dibuat disusun di atas loyang untuk dipanggang. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)

Seperti yang terjadi di Chings Kitchen, salah satu produsen kue kering dan basah yang berlokasi di Lorong Haji Saad, Kecamatan Ilir Timur II. Proses produksi sudah mulai terjadi sejak minggu kedua bulan Ramadan.

Yanti, pemilik toko bersama dua saudaranya, Ida dan Janariah mampu memproduksi 13 toples nastar dalam sehari. Mulai dari jam 07.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Diakuinya, kue nastar menjadi cemilan yang banyak dicari tokonya.

Yanti, saat memasukkan kue nastar yang telah selesai dibuat ke dalam oven untuk dilakukan pemanggangan. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id_

Bahkan, tak jarang pelanggan nastar miliknya berasal dari luar kota, seperti Makasar hingga Bali. Untuk satu toples nastar, dijual dengan beragam tergantung jenis. Untuk jenis full wishman dibanderol dengan harga Rp210 ribu per toples, nastar lumer Rp145 ribu per toples, dan nastar keju Rp165 ribu per liter.