Mapel di Indonesia Kebanyakan, Kasihan Siswa

Pengamat pendidikan abadi 21 Indra Charismiadji kembali melontarkan ide agar mata pelajaran (mapel) di kurikulum nasional diperas jadi satu. Jumlah mapel di Indonesia dinilai terlalu banyak sehingga mubazir.


"Pemerintah harusnya sadar, jumlah mapel di Indonesia itu kebanyakan. Kasihan siswanya harus mempelajari mapel yang kebanyakan tetapi tidak dia pakai saat bekerja," kata Indra, Senin (21/9).

Banyaknya mapel ini, lanjut Indra, juga menjadi lahan bisnis untuk mencetak buku teks. Pasalnya, setiap ganti menteri buku teksnya juga berubah.

"Jadi sudah jelas mapel di Indonesia itu kebanyakan. Bandingkan saja dengan negara-negara lain. Sudah kebanyakan mapel, mutunya sangat buruk pula,"ucapnya.

Di sisi lain, tambah Indra, sekarang ini eranya pendidikan STEAM yang merupakan perpaduan antara sains, teknologi, rekayasa, seni dan matematika. Karena itu, Indra berpendapat sudah saatnya kurikulum nasional diubah menjadi lebih sederhana.

Dia mengibaratkan kurikulum nasional Indonesia seperti orang gemuk sehingga jalannya lambat. Akan lebih baik bila lebih dirampingkan menjadi satu atau dua mapel saja.

"Menurut saya cukup satu mapel saja yaitu STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematic). Jadi semua bidang ilmu mencakup di situ. Kecuali agama, dilakukan mapel sendiri," tandasnya.