Mahasiswa Unsoed Teliti Manfaat Buah Takokak untuk Hambat Sel Kanker

Hasil uji buah Takokak hambat sel kanker servik. (ist/rmolsumsel.id)
Hasil uji buah Takokak hambat sel kanker servik. (ist/rmolsumsel.id)

Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto melakukan penelitian untuk mengungkap potensi ekstrak metanol buah takokak sebagai penghambat kanker serviks.


"Kami memilih untuk meneliti potensi buah takokak berdasarkan dari studi literatur dan juga dengan latar belakang buah takokak merupakan tanaman liar yang tumbuh subur di seluruh wilayah Indonesia. Namun, buah takokak ini masih jarang dibudidayakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat," kata ketua Tim Fella Syahara Kistianingrum, didampingi Rizqi Arif Maulidah, dan Rizqi Agus Santosa, Minggu (11/9).

Diungkapkan Fella, latar belakang penelitian yang dilakukan adalah karena kanker masih menjadi penyakit dengan tingkat kematian tinggi.

Tercatat dari data Globocan pada 2020, jumlah kematian akibat kanker meningkat hingga 9,9 juta kasus. Tak heran jika kanker masih menjadi penyumbang kematian terbesar akibat penyakit baik di negara maju maupun berkembang.

Salah satu jenis kanker yang mematikan adalah kanker serviks. Di Indonesia, kanker servik menduduki peringkat ke-2 penyebab kematian akibat kanker. Mengingat resiko kematiannya yang tinggi, diperlukan pengobatan sedini mungkin.

Namun, pengobatan kanker konvensional yang tersedia saat ini, tingkat kemanjurannya masih perlu ditingkatkan dan efek samping yang perlu ditekan.

Dalam sepuluh tahun terakhir, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat telah menyetujui inhibitor PARP (Poly-ADP ribose Polymerase) untuk mengobati kanker ovarium.

"Jika PARP di blokir, maka sel kanker tidak dapat memperbaiki DNA-nya, sehingga tidak dapat berkembangbiak. Sedangkan pada sel-sel sehat, sebagian besar tidak terpengaruh oleh obat-obatan ini karena sel sehat memiliki mekanisme perbaikan cadangan yang berfungsi dengan baik," jelas Fella.

Fella menambahkan, tim telah selesai melakukan uji in silico atau uji interaksi senyawa dengan protein PARP secara komputer, juga mengujinya secara in vitro atau menguji ekstrak pada sel kanker ovarium dikultur.

Hasilnya terbukti bahwa bahan alam ini memiliki potensi sebagai antikanker.

"Kedepannya, diharapkan penelitian kami dapat menjadi landasan penelitian selanjutnya untuk mengetahui efektivitas dan keamanannya," pungkas Fella.