Warga Muara Enim mengeluhkan kemacetan yang kerap terjadi di perlintasan kereta api yang kian hari semakin parah. Kemacetan tersebut disebabkan panjangnya rangkaian kereta batu bara yang melintas. Waktu tunggu untuk melewati perlintasan tersebut rata-rata mencapai 15-20 menit.
- Muara Enim Kucurkan Rp32,5 Miliar, Bangun Oprit Jembatan di Empat Petulai Dangku
- Bupati Muara Enim Tegaskan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Buruh di May Day 2025
- 1 PPK dan 2 Kontraktor Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Proyek Siring di Muara Enim
Baca Juga
Kondisi ini membuat aktivitas warga menjadi terganggu. Mereka mendesak pemerintah, PT KAI serta PT Bukit Asam segera mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Sekretaris LSM DPD GRPK Muara Enim, Nasihin mengatakan, kondisi kemacetan ini sebenarnya sudah berlangsung cukup lama. Tepatnya pasca adanya peningkatan target produksi batu bara yang dicanangkan pemerintah tiga tahun yang lalu.
"Antrean kendaraan di perlintasan kereta api ini sangat mengganggu mobilitas warga. Kami sering menerima keluhan dari masyarakat, terutama yang memiliki rutinitas harian seperti bekerja dan mengantar anak sekolah," ujar Nasihin, Kamis (6/6).
Nasihin mencatat, setidaknya ada tiga perlintasan yang rawan kemacetan dan kecelakaan. Diantaranya, perlintasan rel kawasan Taman Makam Pahlawan, Rumah Tumbuh, Kabupaten Muara Enim tepatnya di jalur Kereta Api, KM 394 +3/4 Ilir, Jalan Rumah Tumbuh, Muara Enim.
Lalu, perlintasan sebidang rel kereta api di jalan Ade Irma Suryani, Kelurahan Muara Enim, Kecamatan Muara Enim dan terakhir di perlintasan Jalan Cut Nyak Dien Tungkal, Kecamatan Muara Enim.
"Itu yang didalam kota Muara Enim. Sementara di wilayah lain yakni perlintasan sebidang di Kecamatan Gelumbang, lalu perlintasan kereta di Simpang Belimbing dan perlintasan kereta Bantaian, Simpang Niru," ucapnya.
Dia mengatakan, saat ini pemerintah sudah melakukan pembangunan Fly Over di dua titik perlintasan sebidang di wilayah Muara Enim. Namun, hal itu belum cukup ampuh dalam mengatasi permasalahan kemacetan di perlintasan kereta api di Bumi Serasan Sekundang.
"Sebab, jumlah perlintasan sebidang di Muara Enim ada sekitar 18 perlintasan. Harusnya, ada pengurangan intensitas kereta yang melintas sembari menunggu pembangunan Fly Over di perlintasan itu selesai dikerjakan," tuturnya.
Terpisah, salah seorang warga, Astri mengaku cukup resah aktivitas melintasnya kereta batu bara. "Setiap hari saya harus menunggu lama di perlintasan ini. Hal ini sangat menyulitkan, terutama di pagi hari saat saya harus mengantar anak ke sekolah dan pergi bekerja. Waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk hal lain justru habis untuk menunggu kereta lewat," tandasnya.
- Muara Enim Kucurkan Rp32,5 Miliar, Bangun Oprit Jembatan di Empat Petulai Dangku
- Bupati Muara Enim Tegaskan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Buruh di May Day 2025
- 1 PPK dan 2 Kontraktor Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Proyek Siring di Muara Enim