Suasana kegembiraan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di Lubuklinggau berubah menjadi kesedihan, saat Ida warga Kelurahan Siring Agung, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II tampil dalam lomba menangis.
- Polisi Tangkap Empat Pengedar Ekstasi di Lubuklinggau, Dua Pelaku Masih di Bawah Umur
- Keponakan Jadi Dalang Pencurian 100 Gram Emas Milik IRT di Lubuklinggau, Kasus Berujung Restorative Justice
- Pria Penyandang Disabilitas Rudapaksa Anak 11 Tahun di Lubuklinggau, Begini Modusnya
Baca Juga
Dalam lomba menangis ini diikuti enam orang peserta yang dibagi dua sesi. Dimana, ada ratusan orang yang menyaksikan lomba tersebut.
Sesi pertama diikuti tiga peserta. Mereka duduk dikursi yang sudah disediakan panitia. Dikursi itu, satu persatu peserta harus tampil sedih. Mereka juga dapat mengekspresikannya dengan kata-kata agar dapat menghayatinya dihadapan penonton maupun juri
"Sedih aku, keluarga aku dak berado, miskin," ujar Ida, salah satu peserta mengawali lomba.
Ida terus menghayati 'perannya' untuk terus sedih. Saking menghayati, dia menangis sejadi-jadinya. Bahkan setelah selesai lomba, Ida masih terlihat menangis. Dan terpaksa ditenangkan oleh sejumlah penonton serta kerabat dekatnya.
"Mungkin dia ingat sama orang tua dan keluarganya, jadinya sedih. Kasih dia ruang biar tenang," celetuk warga disekitar lomba.
Lomba menangis tersebut cukup menyedot penonton. Pasalnya masing-masing peserta menampilkan gaya dan ekspresi mereka masing-masing. Dan tak ayal, adapula ekpresi yang ditampilkan peserta membuat penonton tertawa dan juga ikut bersedih karena terbawa suasana peserta.
Pengurus Karang Taruna Siring Agung, Wiko mengatakan rangkaian lomba memperingati HUT Kemerdekaan RI diwilayahnya tersebut dilaksanakan setiap tahun. Salah satunya lomba menangis.
"Nah ini yang dinilai adalah mereka lebih meresapi permasalah dalam keluarga mereka. Jadi yang paling meresapi setiap permasalahan, mereka yang menang," katanya.
- Polisi Tangkap Empat Pengedar Ekstasi di Lubuklinggau, Dua Pelaku Masih di Bawah Umur
- Keponakan Jadi Dalang Pencurian 100 Gram Emas Milik IRT di Lubuklinggau, Kasus Berujung Restorative Justice
- Pria Penyandang Disabilitas Rudapaksa Anak 11 Tahun di Lubuklinggau, Begini Modusnya