Launching 17 Agustus 2021, Buku 100 Anak Tambang Indonesia Targetkan Penjualan 19.450 Eksemplar

Mahasiswa menenteng buku 100 Anak Tambang Indonesia yang merupakan karya monumental yang ditulis oleh 100 para pimpinan perusahaan tambang terkemuka di Indonesia. (Ist/rmolsumsel.id)
Mahasiswa menenteng buku 100 Anak Tambang Indonesia yang merupakan karya monumental yang ditulis oleh 100 para pimpinan perusahaan tambang terkemuka di Indonesia. (Ist/rmolsumsel.id)

Hanya dalam sepekan, pemesanan buku 100 Anak Tambang Indonesia tembus 12.000 eksemplar. Buku ini bercerita tentang peristiwa-peristiwa kemanusiaan di dunia pertambangan.


Mengisahkan 100 cerita inspiratif putra-putri terbaik Indonesia yang bekerja di 67 lebih perusahaan besar maupun kecil yang dipilih secara acak. Setiap penulis menyumbang 5-7 halaman, dengan total 712 halaman.

“Sambutan masyarakat atas kehadiran buku ini sungguh luar biasa. Bukunya belum dicetak tapi sudah diburu publik,” kata salah satu inisiator dan editor buku 100 Anak Tambang Indonesia, Alwahono, dalam jumpa pers di Learnotel, Bogor, Kamis (12/8).

Alwahono yang juga menjadi salah satu inisiator Gerakan 100 Anak Tambang Menulis untuk Bangsa ini mengatakan, rencananya buku terbitan Allsysmedia ini akan dirilis pada 17 Agustus 2021, sekaligus memperingati HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Bersama Allsysmedia, Alwahono menargetkan penjualan buku bisa mencapai angka 19.450 copy pada saat launching yang secara simbolik melambangkan tahun Indonesia diproklamasikan, yaitu 1945.

Alwahono mengatakan, dunia tambang memang tak ubahnya puncak gunung es. Bagian atasnya yang tersembul sedikit ke permukaan, itu yang dinikmati saat ini. Sementara dunia bagian bawahnya tak diketahui. Karena itu hampir tak ada yang tahu kisah para anak negeri yang berjuang di sektor pertambangan dan turut membangun bangsanya dengan bersimbah keringat dan air mata.

“Padahal hampir semua tools yang memudahkan hidup manusia di dunia ini bahan bakunya dari hasil tambang,” terangnya.

Alwahono menyampaikan, di dunia pertambangan inilah peristiwa-peristiwa kemanusiaan jarang sekali dipotret dan diperbincangkan. Kalau pun ada, biasanya langsung tertimbun berita-berita mengenai pertumbuhan ekonomi, atau terkubur oleh angka-angka statistik rugi laba dan investasi. Cerita-cerita tersebut akhirnya tetap terpendam dan ketika sesuatu yang buruk (negatif) terjadi barulah mata publik mengarah kepada mereka.

Oleh sebab itu buku 100 Anak Tambang Indonesia (100 ATI) adalah karya monumental yang ditulis oleh 100 para pimpinan perusahaan tambang terkemuka di Indonesia, khususnya sub sektor Minerba.

Terpisah, Eko Gunarto, mantan Kasubdit Pengawasan Teknik Pertambangan dan Kasubdit Keselamatan Pertambangan Minerba Kementerian ESDM yang juga terlibat sebagai inisiator dan editor buku mengatakan, buku 100 ATI ini merupakan tindakan nyata para insan pertambangan di Indonesia dalam rangka membangun semangat bangsa.

Kerja sama para pelaku dunia pertambangan yang melahirkan 100 buku ini juga memberikan keteladanan semangat gotong-royong, persatuan dan kesatuan, tanpa memandang pangkat dan jabatan.

“Di mana buku ini berisikan semangat juang, rahasia sukses ke 100 anak tambang Indonesia dalam mengelola krisis yang terjadi, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat dan perusahaan,” kata Eko.

Sebab kata dia, para penulis dan sekaligus menjadi tokoh dalam buku ini adalah orang-orang yang memiliki kompetensi dan telah teruji mampu melewati berbagai krisis di dunia pertambangan sehingga bisa mencapai kesuksesan. Spirit inilah yang ingin dibagikan lewat buku 100 ATI kepada publik.

Eko menambahkan, hingga saat ini sektor pertambangan masih berkontribusi cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yaitu sekitar 7,37 persen pada tahun 2019 walau mengalami turun menjadi 6,6 persen di tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.

“Setidaknya hingga 2021 ini, masih terdapat sekitar 1,3 juta lebih rakyat Indonesia yang bekerja di sektor pertambangan dan penggalian,” kata Alwahono mengutip Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan edisi 3 tahun 2021.

Selain Alwahono dan Eko, dua editor lain yang terlibat dalam penulisan buku 100 Anak Tambang Indonesia tersebut adalah Nur Iskandar dan Alexander Mering.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Maman Abdurahman mengatakan, membaca buku 100 Anak Tambang Indonesia ini mengingatkannya saat kuliah ilmu geologi cq perminyakan di Universitas Trisakti dulu.

“Ada banyak mitra saya yang sukses dan terpublikasi di dalam buku ini. Membaca kisah mereka ini menarik sekali, kita seperti studi kembali sambil menyelami praktik pertambangan yang baik (good mining practice) yang sangat dibutuhkan bagi pembangunan tambang RI agar terus maju dan modern,” kata Maman.