Meski mendapatkan sanksi internasional, Korea Utara kembali menembakan dua rudal balistik. Hal ini dilakukan sebagai ujicoba senjata untuk mengejar tujuan memperkuat militer lebih lanjut.
- Trump Ingin Bangun Kembali Hubungan dengan Kim Jong Un
- Kim Jong Un Pertegas Status Korsel Musuh Korut
- Bikin Kesel, Korsel Dipanggil Korut Saat Pembukaan Olimpiade Paris
Baca Juga
Penembakan rudal balistik jarak pendek ini dari Bandara di Pyongyang ke Timur pada pukul 9 pagi waktu setempat. Dimana jarak terbangnya sejauh 380 kilomter pada ketinggian 42 kilometer.
"Tes yang sering dan bervariasi tahun ini menunjukan bahwa Korea Utara sedang berusaha meningkatkan teknologi dan kemampuan operasionalnya dalam hal tindakan rahasia," kata Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi.
Pyongyang sendiri menyebutkan pihaknya berhasil menguji coba rudal luncur hipersonol pada 5 dan 11 Januari lalu dengan peluncuran kedua secara pribadi diawasi oleh pimpinan Korea Utara Kim Jong Un. Menurut Kantor Berita Negara KCNA, tembakan rudal tersebut sebagai tanggapan kepada Amerika Serikat pekan lalu yang memberlakukan sanksi baru terhadap lima warga Korea Utara sehingga memicu reaksi dari Pyongyang.
"Jika AS mengadopsi sikap konfrontatif seperti itu, DPRK akan dipaksa untuk mengambil reaksi yang lebih kuat dan pasti terhadapnya," kata juru bicara kementerian luar negeri Korea Utara menggambarkan langkah itu sebagai provokasi.
Sementara itu, Analisis dari Institut Korea untuk Unifikasi Nasional di Seoul kepada AFP mengatakan tes Senin ini tampaknya merupakan upaya untuk mengirim pesan ke Amerika Serikat. "Ini menandakan bahwa akan terus maju dengan tes meskipun ada kritik," tutupnya.
- Trump Ingin Bangun Kembali Hubungan dengan Kim Jong Un
- Kim Jong Un Pertegas Status Korsel Musuh Korut
- Korsel Hadapi Bencana Mengerikan Jika Berani Kirim Drone Baru ke Pyongyang