Putusan mundur Adamas Belva Syah Devara sebagai Staf Khusus Prsiden Joko Widodo tak lantas menghentikan kritikan.
- Airlangga Soal Amplop Musra Jokowi: Beliau Sudah Terima Amplop Tapi Belum Dibuka
- Pipa Bocor, Shell Hentikan Produksi Minyak di Tiga Anjungan Teluk Meksiko
- Bermodal Perkara Prima, KPU Yakin Gugatan Partai Berkarya Ditolak PN Jakpus
Baca Juga
Bahkan justru menimbulkan pertanyaan baru bagi publik.
Pasalnya, Belva Devara menyatakan undur diri setelah perusahaan yang ia dirikan, Ruangguru, dipertanyakan keterlibatannya sebagai vendor pelaksana pelatihan online di program Kartu Prakerja.
Menurut politikus PDIP, Muhammad Nabil Haroen, wajar jika publik mengkritik mundurnya Belva Devara dan mempertanyakan kualitas Stafsus Presiden.
"Stafsus milenial itu tugasnya membantu Presiden agar mendapat gagasan, aksi nyata, dan mempengaruhi kelompok muda," tegas Nabil Haroen saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (22/4).
Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Gus Nabil ini melihat keberadaan Stafsus Presiden milenial itu tiada guna. Justru menunjukan kualitas minim dari yang mereka miliki.
"Tapi, karena komunikasinya kurang maksimal, terjadi kritikan di media sosial dan ruang publik, mempertanyakan kinerja mereka," ungkapnya.
"Maka saatnya Stafsus milenial membuktikan kinerja. Stafsus milenial harus membuktikan kepada generasinya, bahwa mereka layak berada di pemerintahan," demikian Gus Nabil.
- Airlangga Yakin Ridwan Kamil Lebih Manut ke Golkar
- Ada Selisih Data, Real Count Hitung Suara di Website KPU Diprotes
- Cawagub Aceh Tu Sop Meninggal Dunia