Peta dukungan terhadap calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bisa berubah tergantung situasi dan kondisi perpolitikan saat ini.
- Angkat Bicara Atas Meninggalnya Santri Gontor, DPRD Sumsel: Pemerintah Harus Evaluasi Menyeluruh
- Pengamat Sebut Heri Amalindo Bisa Lolos jadi Cagub Sumsel, Asal Penuhi Syarat Ini
- Pilgub 2024 Buat Sejarah, Kandidat Perempuan Berpotensi Jadi Gubernur Sumsel
Baca Juga
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah mengatakan bahwa proses penentuan calon presiden masih membutuhkan waktu yang panjang. Sebab, jadwal pendaftaran di KPU terhitung masih 5 bulan lagi.
Mantan Wakil Ketua DPR RI itu mengkritik manuver sejumlah partai politik koalisi, termasuk para capres yang diusungnya, yang terlihat makin intensif. Bagi Fahri, apa yang dilakukan para elite itu hanyalah drama dan tidak bermanfaat bagi rakyat.
"Di masa lalu (pemilu sebelumnya) calon-calon itu baru muncul last menit, bahkan dalam hitungan 1x24 jam. Artinya, pertemuan-pertemuan ini sebenarnya, sekali lagi hanya sebuah drama," kata Fahri, Minggu (18/6).
Ia sependapat jika pertemuan para elite parpol mengarah ke perdebatan substansial, misalnya dalam rangka membuka platform koalisi ke depan.
Menurutnya, koalisi yang ada saat ini hanya drama untuk memancing pemberitaan saja, yang konteksnya hanya sekadar pertemuan belaka. Sementara publik, sebetulnya ingin tahu, apakah ada efek pada kebijakan negara di masa yang akan datang.
"Karena sekali lagi, tidak ada problem dalam aturan pemilu presiden menggunakan PT 20 persn," ujar Fahri.
Terakhir, Fahri mengingatkan para elite sadar bahwa pemilu bagi rakyat adalah tentang memilih pemimpin dengan berbagai latar pemikiran dan janji-janjinya dan track record nya untuk akan datang.
Ia berharap para parpol tidak sekadar basa basi untuk mencari tahu siapa pemimpin nasional yang akan ditawarkan kepada masyarakat.
"Apa yang dia (calon pemimpin) pikirkan, mau dibawa kemana bangsa ini?," pungkas mantan politisi PKS ini.
- "Wanita Emas" Tersangka Korupsi, Ini Kata KPU Soal Partai Republik Satu
- Hadapi Sengketa Pilpres: Ganjar Pilih Todung, Prabowo Siapkan Yusril
- Pemerintah Disarankan Buat Aturan Pembatasan Aktivitas Bisnis Keluarga Pejabat Negara