Kontraktor China dianggap bertanggung jawab terhadap kematian lima orang termasuk dua anak-anak atas jatuhnya girder pada proyek Bus Rapid Transit (BRT) yang sedang di bangun di jalan raya tersibuk di Dhaka, Bangladesh.
- PT CMLN Tambah Daya Listrik dan Nikmati Layanan Responsif dari PLN
- Bencana Negara Lain Untungkan Petani Karet Sumsel
- Dimeriahkan Ribuan Peserta, BTN Run & Ride 2022 Dekatkan BTN dengan Masyarakat
Baca Juga
Menurut sebuah laporan dari komite investigasi, kontraktor China telah mengabaikan langkah-langkah keselamatan dan manajemen lalu lintas selama bekerja di proyek tersebut.
Meskipun penyelidikan ini telah membuktikan bahwa kontraktor China bersalah dan berhak menadapatkan hukuman, akan tetapi sampai saat ini belum ada tindakan tegas yang dilakukan terhadap kontraktor China, sementara 10 orang Bangladesh telah ditangkap karena kecelakaan itu.
Dilansir dari Ani News pada Minggu(4/9) hukuman tersebut akan diserahkan lebih dulu kepada pemerintah untuk diputuskan apakah kontrak proyek yang telah berjalan 10 tahun itu akan dibatalkan atau kontraktor masuk dalam catatan daftar hitam. Laporan kini telah diserahkan kepada Sekretaris Transportasi Jalan pada Selasa lalu.
Di samping itu, proyek yang dibangun sejak 2012 lalu ini juga dinilai menjadi sumber penderitaan bagi para pengguna jalan raya yang mealui Uttara Dhaka ke Gazipur.
Awalnya pemerintah memulai proyek ini sebagai salah satu upaya untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di rute Dhaka ke Tongi dan Gazipur. Proyek yang seharusnya ramung pada 2016 itu terus mundur hingga kemudian didorong sampai pada Desember tahun ini.
Pihak berwenang sejauh ini tidak berbuat banyak untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkannya dan mengatasi masalah keselamatan publik selama bertahun-tahun.
Baru-baru ini Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyatakan keinginannya untuk mengunjungi Dhaka pada minggu pertama bulan Agustus, namun Menlu Bangladesh AK Abdul Momen meminta Wang Yi untuk menjadwalkan ulang kunjungannya karena Momen tengah melakukan pertemuan resmi di New York dan Kamboja.
- Girder Pembangunan Flyover di Muara Enim Ambruk Diduga Akibat Getaran Rel Kereta
- Sempat Macet 2 Jam karena Beton Girder Flyover Ambruk, Jalur Lintas Palembang-Muara Enim Kembali Normal
- 13 Tahun Ditahan, Pemimpin Oposisi Bangladesh Meninggal