Kongo Usir Juru Bicara Misi Perdamaian PBB, Ada Apa?

Menteri Luar Negeri Kongo Christophe Lutundula/net
Menteri Luar Negeri Kongo Christophe Lutundula/net

Republik Demokratik Kongo meminta juru bicara perdamaian PBB (MONUSCO) Mathias Gilmann, untuk meninggalkan negaranya.


Hal itu dilakukan menyusul adanya pernyataannya Mathias Gilmann yang dianggap tidak sopan dan tidak pantas sehingga memicu ketegangan antara penduduk dan MONUSCO hingga terjadi protes dan mengakibatkan kematian pada pekan lalu.

Seperti diketahui, tiga puluh enam orang warga sipil, termasuk empat penjaga perdamaian PBB tewas pekan lalu ketika ratusan pengunjuk rasa merusak dan membakar gedung-gedung PBB di beberapa kota di timur Kongo.

Warga sipil menuduh misi perdamaian yang telah aktif selama lebih dari satu dekade, gagal melindungi mereka dari kekerasan milisi yang telah lama menguasai wilayah tersebut.

Namun, jubir Gillmann dan MONUSCO tidak segera menanggapi pernyataan tersebut.

"Pemerintah Kongo menganggap bahwa kehadiran pejabat ini di wilayah nasional tidak mempromosikan iklim saling percaya dan ketenangan antara lembaga-lembaga Kongo dan MONUSCO," kata Menteri Luar Negeri Kongo, Christophe Lutundula dikutip dari Kantor Pemberitaan RMOL.id yang dilansir dari Reuters, pada Kamis (28/7).

Pemerintah Kongo juga mengatakan, minggu ini mereka akan menilai kembali rencana penarikan misi sehubungan dengan protes yang berlangsung dan keputusan tersebut juga didukung MONUSCO.

"Misi MANUSCO sebenarnya akan ditarik pada tahun 2024 sesuai dengan rencana yang dibuat tahun lalu. Tetapi pemerintah sepertinya bertujuan untuk mempercepat kepergiannya," ungkapnya.