Republik Demokratik Kongo meminta juru bicara perdamaian PBB (MONUSCO) Mathias Gilmann, untuk meninggalkan negaranya.
- Konvoi Tambang Emas China di Kongo Jadi Sasaran Perampok
- Helikopter Diserang, Penjaga Perdamaian PBB Tewas di Republik Kongo
- Diresmikan di G20, Walhi Ingatkan Aliansi Hutan Indonesia, Kongo dan Brazil Jangan Jadi Bisnis Iklim
Baca Juga
Hal itu dilakukan menyusul adanya pernyataannya Mathias Gilmann yang dianggap tidak sopan dan tidak pantas sehingga memicu ketegangan antara penduduk dan MONUSCO hingga terjadi protes dan mengakibatkan kematian pada pekan lalu.
Seperti diketahui, tiga puluh enam orang warga sipil, termasuk empat penjaga perdamaian PBB tewas pekan lalu ketika ratusan pengunjuk rasa merusak dan membakar gedung-gedung PBB di beberapa kota di timur Kongo.
Warga sipil menuduh misi perdamaian yang telah aktif selama lebih dari satu dekade, gagal melindungi mereka dari kekerasan milisi yang telah lama menguasai wilayah tersebut.
Namun, jubir Gillmann dan MONUSCO tidak segera menanggapi pernyataan tersebut.
"Pemerintah Kongo menganggap bahwa kehadiran pejabat ini di wilayah nasional tidak mempromosikan iklim saling percaya dan ketenangan antara lembaga-lembaga Kongo dan MONUSCO," kata Menteri Luar Negeri Kongo, Christophe Lutundula dikutip dari Kantor Pemberitaan RMOL.id yang dilansir dari Reuters, pada Kamis (28/7).
Pemerintah Kongo juga mengatakan, minggu ini mereka akan menilai kembali rencana penarikan misi sehubungan dengan protes yang berlangsung dan keputusan tersebut juga didukung MONUSCO.
"Misi MANUSCO sebenarnya akan ditarik pada tahun 2024 sesuai dengan rencana yang dibuat tahun lalu. Tetapi pemerintah sepertinya bertujuan untuk mempercepat kepergiannya," ungkapnya.
- Korban Tewas Gempa Myanmar Tembus 3.471, PBB Ingatkan Ancaman Wabah Penyakit
- TNI Kirim 240 Prajurit ke Misi Perdamaian di Afrika Tengah
- Dalam Waktu Dekat Pengemplang Pajak Sawit akan Setor Rp189 Triliun ke Negara