Perbedaan usulan kerap terjadi di setiap daerah, termasuk di Sumsel. Hal ini menjadi potensi perpecahan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di daerah terutama di Sumsel.
- PKB Klaim Capres-Cawapres Koalisi Besar Diumumkan Bulan Depan
- PPP Buka Kemungkinan KIB Belok Bergabung dengan PDIP
- PPP Usung Ganjar, Golkar Klaim KIB Tak Bubar
Baca Juga
Demikian diakui oleh pengamat politik Sumsel, Ade Indra Chaniago yang juga merupakan dosen Stisipol Chandra Dimuka, Sabtu (2/7).
Dia menilai KIB baik di Pilpres hingga Pilbup dirasa kurang menarik. Karena tidak ideologis, sangat cair dan mudah diterka. Menurutnya, koalisi ini hanya sebatas untuk mengamankan partai agar tidak terdegradasi oleh Perlementary Threshold (PT).
"Sekarang kita lihat ketua umum salah satu partai yang tergabung dalam KIB ini sudah menyusul dua ketum partai lainya berada di kursi kabinet," katanya.
Artinya, semua bergantung pada kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Apalagi, jika dikaitkan dengan Pilkada, semua tentu berdasarkan kebutuhan daerah dan substansinya adalah memenangkan kontestasi. "Jadi artinya, KIB ini bisa saja buyar atau berhenti di tengah jalan," pungkasnya.
Untuk diketahui, Rakerda PAN se Sumsel telah memunculkan tiga nama Capres yang bakal diusung dalam Rakerwil hingga Rakernas mendatang. Ketiga nama yakni Ketua umum PAN sekaligus menteri perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas), Menteri BUMN Erick Tohir dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Beda halnya dengan Golkar. Partai berlambang pohon beringin ini memastikan untuk mengusung Ketum Airlangga Hartarto, sesuai dengan hasil Munas.
- Diwakili Sejumlah Tokoh, Apriyadi Mahmud Lamar Calon Bupati Muba ke Tiga Parpol
- Anggota DPRD Ini Minta Pj Gubernur Tegur Sejumlah Rumah Sakit di Sumsel
- Identitas Mayat Hanyut di Bendungan Watervang Diketahui Anak Pondok Pesantren