Koalisi Besar atau Koalisi Kebangsaan merupakan bentuk tak percaya diri mengalahkan bakal calon presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, dan calon dari PDI Perjuangan.
- Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Perlu Didorong-dorong
- Salim Said Kamus Berjalan soal Politik dan Militer
- Inginkan Perubahan, Politisi Gerindra Ikut Pilbup Muara Enim 2024
Baca Juga
Penilaian itu disampaikan Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam.
Menurutnya, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP, serta Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang terdiri dari Gerindra dan PKB, dianggap tidak percaya diri, hingga akhirnya berfusi jadi Koalisi Besar.
"Ada ketakutan yang mendalam dari KIB dan KKIR menghadapi Pemilu 2024. Sehingga mereka berencana bergabung menjadi apa yang dikatakan sebagai koalisi besar," kata Saiful, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (9/4).
Akademisi Universitas Sahid Jakarta itu menilai, KIB dan KKIR diyakini sudah berhitung terhadap calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) yang akan diusung tidak akan mampu mengalahkan Capres yang diusung KPP maupun PDIP.
"Sehingga mereka berencana bergabung jadi koalisi besar," pungkas Saiful.
- Sopir Kader PDIP Ungkap Perpindahan Uang Suap KPU Rp400 Juta
- PSU Empat Lawang Digelar 19 April, PDIP Sumsel Gencar Konsolidasi
- Penyidik Cuti, Febri Diansyah Batal Diperiksa KPK