KLHK dan Sinar Mas Bangun Pusat Persemaian Bibit di Sumsel

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Sinar Mas, sepakati nota kesepahaman pembangunan Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan/Ist
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Sinar Mas, sepakati nota kesepahaman pembangunan Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan/Ist

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Sinar Mas, sepakati nota kesepahaman pembangunan Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Pusat persemaian ini, memiliki kapasitas 10 juta bibit per tahun.


Penandatanganan dilakukan oleh Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono dengan Managing Director APP Sinar Mas, Suhendra Wiriadinata, disaksikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya di Jakarta.

Menteri LHK Siti Nurbaya dalam sambutannya mengatakan, Indonesia’s FoLU Net Sink 2030 diharapkan tidak hanya dapat mencapai target dalam penurunan emisi GRK. Namun, juga sekaligus dapat dijadikan momentum untuk mempercepat proses peningkatan kualitas dan penguatan tata kelola lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia.

Dalam konteks dukungan dan aksi nyata terhadap upaya percepatan proses peningkatan tutupan hutan dan lahan dalam kerangka peningkatan kualitas lingkungan dan penguatan tata kelola lingkungan hidup dan kehutanan dimaksud, dikatakan Siti, salah satu kunci pertama dan memegang peranan penting yaitu penyediaan bibit berkualitas untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan yang lebih masif dan terstruktur.

Dia menjelaskan, salah satu lokasi atau provinsi yang menjadi prioritas dibangunnya persemaian saat ini adalah Provinsi Sumatera Selatan, yang memiliki luas lahan kritis seluas 709.884 Ha, dengan komposisi lahan kritis berada didalam kawasan hutan seluas 347.034 Ha dan di luar kawasan hutan 362.851 Ha.

"Luasnya sasaran hutan dan lahan yang perlu dipulihkan ini, menjadi salah satu pertimbangan dari dibangunnya persemaian skala besar di provinsi Sumatera Selatan," ujar Siti dalam keterangannya, Rabu (7/9).

Program yang digagas oleh Presiden Jokowi ini, lanjutnya, direncanakan secara total akan membangun sebanyak 30 unit pusat persemaian serupa di seluruh Indonesia. Pembangunan persemaian dengan skala besar pada setiap provinsi diarahkan untuk mendukung pemulihan ekosistem melalui rehabilitasi hutan dan lahan termasuk reklamasi areal/lahan bekas tambang.

"Selain itu juga berkaitan sangat erat dengan langkah-langkah Indonesia dalam merespon kondisi global," tuturnya.

Sementara itu, Managing Director Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas, Suhendra Wiriadinata, menyatakan bahwa bibit yang baik dan berkualitas adalah kunci dari keberhasilan penanaman sebuah pohon.

Hingga saat ini, kata Suhendra, pihaknya telah mempelajari dan berpengalaman dalam mengembangkan maupun mengelola Pusat Nursery.

"Mudah-mudahan dengan pengalaman tersebut, kami dapat memberikan nilai tambah dalam upaya kita bersama, untuk mempercepat pencapaian target pemerintah Indonesia dalam menghasilkan bibit tanaman hutan dataran rendah dan dataran tinggi, tanaman estetika serta jenis tanaman multipurpose tree species (MPTS) yang berupa tanaman buah-buahan, guna memenuhi alokasi pendistribusian yang tepat sasaran, dalam rangka memenuhi harapan pemerintah dan kita semua," jelasnya.

Ditambahkan, Managing Director Sinar Mas Saleh Husin, dia menjelaskan, pilar-pilar usaha Sinar Mas melalui APP Sinar Mas, Sinar Mas Agribusiness and Food, Sinar Mas Mining beserta sejumlah perusahaan afiliasinya, merasa terhormat dan bangga, dapat turut berperan serta aktif dalam mendukung tindakan nyata dan implementasi program Pemerintah tersebut.

"Hal ini guna mengatasi krisis global termasuk dampak dari perubahan iklim, terancamnya keberlangsungan keanekaragaman hayati, pencemaran lingkungan, serta peningkatan sirkuler ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan, melalui pembangunan Persemaian Sriwijaya Kemampo ini," katanya.

Untuk pembangunan Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo di Sumatera-Selatan ini, KLHK telah menyiapkan lahan seluas kurang lebih 6 ha di Kawasan Kemampo, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Bibit yang akan diproduksi meliputi jenis tanaman endemik seperti Kasturi, Kapul, Ramania, Meranti, Ulin, Gaharu. Selain itu, tanaman estetika (Ketapang Kencana, Pucuk Merah, Tabebuya, Tanjung), dan tanaman penghasil hasil hutan bukan kayu (Duku, Durian, Petai, Jengkol, Alpukat, Sawo, Kemiri, Sirsak).