Kisah Iyut untuk Kemerdekaan Palestina, Mendaki 111 Gunung Korbankan Tabungan Pribadi Hingga Ratusan Juta

"Puncak gunung adalah tempat di mana Tuhan hadir," ujar Mangihut Hasudungan, dikenal sebagai Iyut.  (ist/rmolsumsel.id)
"Puncak gunung adalah tempat di mana Tuhan hadir," ujar Mangihut Hasudungan, dikenal sebagai Iyut.  (ist/rmolsumsel.id)

"Puncak gunung adalah tempat di mana Tuhan hadir," ujar Mangihut Hasudungan, dikenal sebagai Iyut. 


Dia adalah seorang aktivis buruh yang telah menyelesaikan pendakian luar biasa pada ekspedisi selama dua tahun. Dengan determinasi yang tak tergoyahkan, ia menapaki jalur yang jarang dilalui, mengukir prestasi berupa menaklukkan 111 gunung sebagai bentuk dukungan untuk kemerdekaan Palestina. 

Mulai dari Gunung Rante 1 di Banyuwangi, Jawa Timur, hingga mencapai puncak ke-111 di Gunung Rantekombola, Sulawesi Selatan. Iyut berhasil menjalankan ekspedisi ini secara solo dan menghabiskan seluruh tabungan pribadinya senilai Rp 310 juta untuk misi mulia ini.

Dibalik perjalanan ini, terdapat dorongan yang lebih dalam. Sebagai seorang penganut agama Kristen, Iyut percaya bahwa puncak gunung memiliki makna teologis yang mendalam. 

"Misi kemanusiaan saya adalah menghantarkan pesan kepada Tuhan dan memohon agar ketidakadilan terhadap bangsa Palestina tidak dibiarkan," ungkap Iyut. 

Sikapnya ini menonjol karena mayoritas penganut agama Kristen cenderung mendukung eksistensi Israel. Namun, Iyut menemukan inspirasi dari karya-karya teolog Kristen serta pandangan tokoh seperti Pendeta Kristen Palestina, Naim Stifan Ateek, dan George Habash.

Perjalanan hidup Iyut memang tak biasa. Sejak mengikuti ekstrakulikuler pendakian gunung saat SMA pada tahun 2004, Iyut memiliki impian mendaki ratusan gunung. 

Namun, impian ini berubah menjadi panggilan kemanusiaan setelah membaca tentang konflik Israel-Palestina pada tahun 2009. Pendakian gunung menjadi jauh lebih dari pencapaian diri, tetapi sebuah perjalanan dengan pesan mendalam.

Setelah menyelesaikan pendakian 111 gunung, Iyut tak berniat berhenti. Dalam rencana mendatang, ia memiliki tahap kedua yang melibatkan 222 puncak gunung, dijadwalkan pada tahun 2025, dan tahap ketiga dengan 333 puncak gunung pada tahun 2027. 

Iyut memiliki ambisi jangka panjang untuk mendaki 1.000 gunung, walaupun ia menyadari bahwa ini bisa memakan seumur hidup.

Tak hanya prestasi dan pengalaman yang ingin Iyut abadikan, tetapi juga pelajaran berharga. Ia berencana untuk menulis sebuah buku yang merangkum riset sosiologi tentang toleransi, cerita-cerita inspiratif yang ia temui, serta informasi praktis tentang dunia pendakian. 

Semula direncanakan sebagai tiga buku terpisah, Iyut akhirnya memutuskan untuk menggabungkan elemen-elemen ini menjadi karya utuh berjudul "Ekspedisi Menentang Negara Tuhan".

Dalam setiap langkahnya, Iyut telah membuktikan bahwa ketekunan dan tekad yang kuat bisa menghasilkan perubahan yang signifikan. Kisahnya adalah cerminan dari keberanian untuk mengambil sikap berdasarkan keyakinan, serta bagaimana setiap individu dapat menjadikan perjalanan hidupnya sebagai platform untuk menyuarakan pesan kemanusiaan yang mendalam.