TNI AL Dorong Masyarakat dan Prajurit untuk Budidaya Tanaman Vanili

Kadispotmaral Laksamana Pertama Suradi Agung saat membudidayakan tanaman vanili dikebun percobaan PT Pusri /ist
Kadispotmaral Laksamana Pertama Suradi Agung saat membudidayakan tanaman vanili dikebun percobaan PT Pusri /ist

Harga jual yang tinggi di pasar internasional yang memcapai 4 hingga 8 juta Rupiah per kilogram, telah mendorong Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) untuk mendorong budidaya vanili di kalangan prajuritnya dan masyarakat umum.


Inisiatif ini terlihat saat Kepala Dinas Potensi Maritim Angkatan Laut (Kadispotmaral), Laksamana Pertama TNI Suradi Agung, meninjau pelatihan ketahanan pangan untuk masyarakat pesisir yang diselenggarakan oleh Lanal Palembang di kebun percobaan PT Pusri Palembang pada Senin, (7/8).

Selama pelatihan tersebut, personel TNI AL dan warga setempat dilatih untuk membudidayakan tanaman rempah vanili.

Laksamana Pertama TNI Suradi Agung menjelaskan tujuan kunjungannya ke kebun percobaan PT Pusri, di mana ia mengamati pelatihan ketahanan pangan yang dilakukan oleh TNI AL bekerja sama dengan Pusri. 

"Inisiatif ketahanan pangan oleh TNI AL, terutama dalam budidaya vanili, dipengaruhi oleh keputusan pimpinan karena vanili merupakan salah satu rempah Indonesia yang bernilai tinggi sejak zaman dahulu," katanya.

Namun, Suradi menekankan bahwa Indonesia tertinggal dalam menyediakan kebutuhan global untuk vanili, dengan Madagascar sebagai pesaing utama. "Oleh karena itu, dengan dukungan TNI, kami berharap bahwa pimpinan TNI dan pemerintah Indonesia dapat meningkatkan pendapatan devisa melalui ekspor rempah vanili," jelasya.

Suradi juga menjelaskan bahwa program ketahanan pangan ini adalah inisiatif pemerintah yang dijalankan melalui TNI, melibatkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan terkait, termasuk Kementerian Pertanian Indonesia.

"Pada awalnya, bibit tanaman vanili akan didistribusikan oleh Kementerian Pertanian dan pola penanaman akan disertifikasi. Kami kemudian akan mendistribusikan bibit ini ke berbagai satuan komando wilayah di seluruh Indonesia. Begitu tanaman tumbuh, mereka akan dipanen dan didistribusikan kepada personel TNI dan warga yang terlibat dalam program kerja sama TNI AL," jelasnya.

Saat bibit dibagikan kepada masyarakat, mereka akan diajari, diawasi, dan dibina oleh para ahli pertanian melalui lembaga-lembaga yang ada. "Misalnya, di kebun percobaan ini, warga setempat akan diajari oleh para ahli dari PT Pusri. Pelatihan akan mencakup segala hal mulai dari penanaman dan perawatan hingga panen."

Suradi juga mencatat bahwa Indonesia merupakan produsen nomor satu vanili secara global, dengan Alor di Nusa Tenggara Timur menjadi daerah yang signifikan untuk budidaya vanili. Namun, Indonesia masih kalah dibandingkan Madagascar sebagai pemasok utama vanili global. Ia berharap dengan inisiatif ini, yang dipimpin oleh Angkatan Laut, Indonesia dapat menutup kesenjangan ini dan meningkatkan produksi vanili.