Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, menilai pelemahan rupiah hari ini, Rabu (19/2), masih dipicu kekhawatiran pasar terhadap dampak virus corona.
- Baru 2 Bulan, Impor Beras RI Sudah Tembus 880 Ribu Ton
- Lepas 50 Juta Saham Indomobil, Sejahtera Raya Perkasa Raup Rp 77 Miliar
- TP PKK Lahat Segera Luncurkan Gulai Ayam Nanas Kalengan, Cik Ujang: Enak dan Pas di Lidah
Baca Juga
Rupiah ditutup melemah tipis 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp 13.695 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp 13.694 per dolar AS.
"Pasar mengantisipasi potensi perlambatan ekonomi karena Virus Corona. Ini memberi sentimen negatif ke rupiah," ujar Ariston.
Tiongkok daratan melaporkan 1.749 kasus baru infeksi virus corona pada Selasa (17/2) lalu, kata Komisi Kesehatan Nasional pada Rabu, turun dari 1.886 kasus sehari sebelumnya dan jadi yang terendah sejak 29 Januari.
Angka 1.749 itu mengakumulasi total kasus terkonfirmasi di China daratan hingga kini menjadi 74.185 kasus.
Korban tewas akibat virus corona baru di Tiongkok daratan mencapai 2.004 sampai akhir Selasa, naik 136 dari hari sebelumnya.
Provinsi Hubei, pusat berjangkitnya Virus Corona, melaporkan 132 kematian baru, sementara di ibu kota provinsi Wuhan, 116 orang meninggal.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp13.695 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.695 per dolar AS hingga Rp13.715 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.717 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.676 per dolar AS.
- Realisasi KUR di Sumsel Capai Rp6,13 Triliun
- Ekonomi RI Ditarget Tumbuh 5,3 Persen, Ini Kata Menko Airlangga
- Outlet BTN Sediakan Layanan Terbatas Selama Libur Lebaran