Komitmen menjadikan sekolah berbasis lingkungan dan kreativitas dilakukan TK Junjung Birru. Bahkan, sekolah yang berada di Jalan Demak Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Jakabaring, Palembang ini menerapkan cara unik bagi siswanya dalam membayar uang sekolah yakni menggunakan sampah rumah tangga.
- Viral Skripsi Alumni Unsri Diplagiat Mahasiswa UMP, Pihak Kampus Bentuk Tim Khusus
- 283 Pemuda Sumsel ikuti Seleksi Pemagangan ke Jepang
- Soal Rangkap Jabatan, Ini Komentar Rektor Universitas Negeri dan Swasta di Sumsel
Baca Juga
Founder TK Junjung Birru, Syalfitri mengatakan, kebijakan tersebut dilakukan atas kesadaran terhadap dampak sampah rumahan bagi lingkungan, sehingga pada awal tahun 2014, dia mengalihkan sistem pembayaran SPP dengan menggunakan sampah.
"Saya hanya ingin mengajak anak-anak untuk belajar sejak dini bagaimana mengola sampah dengan disiplin bahwa sampah mu adalah tanggung jawab mu dan sampahku adalah tanggung jawabku," katanya saat diwawancarai Rmolsumsel.id.
Dia mengatakan gagasan awal yang sempat dia rundingkan dengan keluarganya untuk terjun dalam lingkungan yaang menyoal sampah malah ditolak dan menyebabkan dirinya sempat frustasi. Kendati demikian dia tidak patah semangat, ide luar bisanya itu kemudian diterima masyarakat khususnya orang tua murid.
"Saya sampai ditelepon dengan keluarga yang ada di luar Sumsel, mereka nanya tentang kebenaran ide saya ini. Tapi meski sempat bingung, akhirnya saya diskusikan dengan guru lainnya dan setelah diterapkan malah didukung sama wali murid," tambah dia.
Perempuan yang merupakan lulusan S1 Manajemen dan Pendidikan Guru TK tersebut juga menjelaskan bahwa selama penerapan bayar iuran sekolah dengan sampah itu justru membuat TK Junjung Birru semakin apik karena kreativitas guru, wali murid dan anak didik yang menyulap sampah menjadi berbagai macam kerajinan.
"Sampah yang diminta juga bukan yang berat, misalnya tutup botol, botol minuman kemasan, kotak susu dan koran. Kemudian setelah terkumpul dan ditimbang, nantinya akan kita pilah-pilah untuk kita sulap jadi kerajinan," ucapnya.
Tidak hanya itu, dia juga memanfaatkan beberapa sampah menjadi media belajar bagi anak-anak. Manfaat itu terlihat saat Kantor Berita Rmolsumsel.id mengunjungi langsung ruang kelas yang menjadi tempat belajar murid, terlihat banyak sekali alat peraga yang berasal dari botol bekas, seperti ikan-ikanan yang dibuat dari botol air mineral.
"Selain itu, kami juga memanfaatkan tutup botol warna-warni menjadi mainan bagi mereka, nanti misalnya mereka akan disuruh untuk mengumpulkan beberapa tutup dan mengklasifikan warnanya dan menghitung jumlahnya," terangnya.
Sampah yang selama ini dianggap kotor dan jorok oleh masyarakat, ditangan kreatif Fitri justru terlihat sangat bermanfaat. Bahkan dia turut melibatkan orang tua murid untuk melakukan aktivitas memilah-milah sembari menunggu anak-anaknya belajar.
Kemudian Fitri juga berkomentar bahwa pendidikan karakter itu dimulai dari anak usia dini, dijelaskannya, terkadang wali murid suka salah kapra saat anaknya belajar di TK. Mereka maunya anak itu kalau diajarkan harus bisa baca tulis, padahal sebenarnya bukan seperti itu. Guru harus mendidik mereka dengan baik, salah satunya dengan program yang dia lakukan ini.
"Kita mengenalkan kepada anak-anak bahwa Apel itu diawali huruf A atau melalui gambar, mainan dan kerajinan yang kita buat ini. Pembelajaran seperti ini akan lebih membantu mereka, daripada diberi PR," tambahnya lagi.
Menurutnya anak kecil gampang sekali dan malah antusiasnya tinggi, karena mereka belajar sambil bermain. Di TK Junjung Birru cara mengajarnya belajar sambil nyanyi tapi di dalam lagu itu ada sebuah dialog, seperti sampah itu apa penyebabnya, kalau buang sampah penyebabnya nanti apa. "Bayangkan ya, TK Setahun, SD enam tahun, SMP tiga tahun, SMA tiga tahun. Jika sekolah selama 13 tahun sudah dibiasakan, masa masih buang sampah sembarangan. Saya harapkan murid saya nanti bisa bawa ini di kehidupan sehari-hari mereka," tandas dia.
- PLN Palembang Umumkan Pemadaman Listrik pada 11 hingga 15 Februari 2025
- Kunjungi Kantor Unesco, Pj Wali Kota Palembang Dorong Kantor Ledeng Jadi Magnet Wisata Sejarah
- Lakalantas Beruntun di Jalan Angkatan 45 Palembang, Mobil Box Roti Brasserie Tabrak Outlander hingga Naik ke Trotoar